Hari Ahad, 1 Oktober 2023, saya diundang untuk ikut memberikan pengajian pada kegiatan Pengukuhan PC Muhammadiyah dan PC Aisyiyah Tegal Barat, kota Tegal di pendopo kecamatan. Pengukuhan PCM Tegal Barat dilakukan Moh. Fajar dan sambutan pengarahan oleh Khamdan Basyir dari PDM Kota Tegal. Sedangkan pengukuhan PCA dilakukan Wakil Ketua PDA, ibu Hj. Tuti Alawiyah, M.Si. Ketua PDM dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes. turut hadir menyusul belakangan karena pada waktu yang sama ada Pengukuhan PCM/PCA Tegal Timur 1 dan Tegal Timur 2. Turut menyaksikan dari Forkompimcam dan utusan dari PRM/PRA yang berjumlah 150-an orang.
Dari backdrop yang terpasang, ada yang menarik perhatian saya. Terlihat jelas sebuah logo warna orange dan tulisan cafe warna hitam, dengan latar sinar matahari warna hijau. Gerangan apakah logo KL : Kuda Lari atau Kuda Liar 303 saya yakin bukan. Dari sambutan Ketua PCM Tegal Barat, Kisbianto, saya baru tahu bahwa itu logo Cafe KL, singkatan dari Kantor Layanan. Salah satu unit bisnis terbaru KL LAZISMu Tegal Barat yang baru diluncurkan beberapa hari lalu. Sebuah usaha yang memanfaatkan sebagian dana hasil pengumpulan zakat, infaq dan sedekah untuk kegiatan ekonomi UMKM yang bisa memberikan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dan mendatangkan penghasilan.
Sejalan dengan program kerja Lembaga Pengembang UMKM (LP-UMKM) Jawa Tengah yang diamanatkan kepada kami. Yakni menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan sociopreneurship di kalangan persyarikatan dan masyarakat dengan mengoptimalkan dana umat agar lebih produktif. Berupa pemanfaatan ”idle money, idle cash, idle funds” yang berhasil dihimpun oleh LAZISMu dan LAZ tersertifikasi lain, maupun dana milik masjid dan mushola.
Kami pernah menjumpai laporan keuangan di salah satu masjid Jami’ di sebuah desa yang memiliki idle cash” sampai Rp 200 juta. Sementara sebagian jamaahnya justru banyak yang terjerat ”Bank Plecit/Harian atau Rentenir” untuk modal kerja jualan jajanan keliling, warung makan dan usaha mikro lainnya. Sebuah kondisi paradoks pelaku UMKM di pedesaan. Mereka pada umumnya kurang “bankable” dan belum memiliki akses permodalan yang memadai.
Berangkat dari realitas tersebut, maka pada Rapat Kerja Wilayah LP-UMKM PWM Jawa Tengah pada hari Jumat – Ahad, tanggal 6 – 8 Oktober 2023 di hotel Grasia Semarang permasalahan itu kami angkat dalam 2 sessi. Dengan menghadirkan LAZISMu, BAZNAS, BWI dan beberapa Lembaga Keuangan Mikro Syariah (BMT/KJKS). Kami juga menghadirkan Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jateng Syariah, Bank Mandiri dan Bank Muamalat terkait akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah.
Jawa Tengah memiliki pelaku UMKM terbesar kedua di Indonesia, sebanyak 1,45 juta unit dengan sebagian besar (perkiraan 60% sd 70%) pelakunya adalah perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga. Rakerwil LP-UMKM dan Temu Bisnis UMKM Jateng kali ini mengangkat tema “Inklusi UMKM Muhammadiyah dan Pengembangan Ekonomi Perempuan Berkemajuan”. Sebagai wujud komitmen kami dalam memajukan UMKM –khususnya UMKM Perempuan– di lingkungan persyarikatan.
LP-UMKM menggandeng Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PW Aisyiyah Jateng, MEBP (Majelis Ekonomi, Bisnis dan Patriwisata) PWM, beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), dan Majelis/Lembaga UPP (Unit Pembantu Pimpinan) lain untuk bersinergi mengembangkan UMKM. Juga mengajak stakeholders lain dari luar Muhammadiyah yang memiliki kepedulian dan konsen terhadap pengembangan UMKM di Jawa Tengah.
Perkiraan kami, 10 persen dari 1,45 juta unit UMKM di Jawa Tengah adalah pelaku UMKM yang ada di lingkungan Muhammadiyah. Saat ini kami baru menyiapkan sebuah sistem yang nantinya diharapkan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain : pendataan UMKM, katalog produk, akses pasar, networking, market place, iklan dan klinik UMKM. Ada beberapa LP-UMKM Daerah yang telah memulai pendataan pelaku dan produk UMKM dari bawah (Cabang dan Ranting). Dengan sistem itu LP-UMKM PWM Jawa Tengah bakal memiliki Data shahih dan tunggal tentang profil pelaku, jenis dan kapasitas produk (barang dan jasa), aspek legalitas, standarisasi dan sertifikasi produk UMKM di lingkungan persyarikatan yang terhimpun ke dalam PUPUKMu (Perhimpunan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah Muhammadiyah) Jawa Tengah.
LP-UMKM PWM Jawa Tengah juga sedang berihtiar mencari format dan desain terbaik untuk melakukan “scale-up” (naik kelas/skala) yang pas bagi Business Center SMK Muhammadiyah dan Koperasi Sekolah/Guru/Karyawan di lingkungan SMA/SMP/MA/MTs Muhammadiyah. Kami bersinergi dan berkolaborasi dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Diksdasmen) PW Muhammadiyah. Sebagaimana kita mafhum masih banyak Business Center SMK yang pengelolaannya belum optimal sebagai Unit Bisnis SMK. Begitu juga dengan Koperasi Sekolah yang hampir selalu ada di setiap sekolah, namun belum maksimal dalam tata kelolanya.
Koperasi diharapkan mampu menjadi Soko Guru perekonomian nasional sebagaimana amanat Pendiri Bangsa dan secara eksplisit tertulis dalam Konstitusi UUD 1945. Langkah strategis Muhammadiyah membentuk LP-UMKM, sebagai salah satu hasil Muktamar ke-48 di Solo tahun 2022, dapat memberikan keuntungan dan manfaat (profit and benefit) yang optimal bagi bangsa, masyarakat, umat dan warga persyarikatan. Ayo kita sukseskan bersama kegiatan Rakerwil LPUMKM PWM Jateng dan Temu Bisnis UMKM Jateng. Semoga bermanfaat dan menjadi berkah bagi sesama dan semesta. Amin.
Wallahua’lam
Weleri, 1 Oktober 2023
*) Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah