ukmmu
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
Pupukmu
ukmmu.com
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
ukmmu.com
No Result
View All Result
EVOLUSI PUTU

EVOLUSI PUTU

Dari Sawangan Uap ke Mesin Motor: Jejak Tradisi dalam Kue Putu Keliling

Sulistyo Suharto by Sulistyo Suharto
25 June, 2025
in Info, Inspirasi
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Khafid Sirotudin

Bunyi ngiiing….ngiiing mirip suara “sawangan” yang diletakkan di sela-sela ekor merpati balap jantan adalah suara khas yang keluar dari “mesin uap” penjual putu keliling. Sore ini saya membeli Lima kue putu dari penjaja keliling seharga Rp 5.000. Murah, manfaat, “maregi” (mengenyangkan) jajanan seharga Seribu Rupaih sebuah. Cocok sebagai teman minum kopi hitam tanpa gula dan menambah rasa enak sedotan sigaret kretek.

You might also like

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

26 June, 2025
Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

24 June, 2025

Jika “sawangan” di atas ketel dilepas dan suara ngiing…ngiing berhenti, artinya si penjual sedang melayani konsumen. Sebuah tanda suara yang unik, menarik dan ‘local genius’ dari penjaja Putu keliling. Berbeda dengan beberapa penjual roti dan kue keliling yang kami temui saat ini. Mereka biasa membunyikan rekaman suara atau musik tertentu dari seperangkat audio yang terpasang di gerobak atau kendaraan.

Saya telah menikmati kue putu sejak usia belia (MI/SD), 45 tahun silam. Harap maklum, pada “jaman semonow” (dahulu, era 70-80an) masih jarang penjaja jajanan makanan minuman (mamin) yang keliling kampung atau komplek perumahan. Paling sering ditemui: penjual putu, wedang ronde, mie tek-tek dan bakso. Sangat jauh berbeda dengan era sekarang yang menjajakan aneka mamin melalui on-line: lintas kampung, antar kecamatan, antar kota antar provinsi (AKAP) seperti trayek bus saja..hhh.

Baca Juga:  Samuel Wattimena Soroti Eksistensi Komite Ekonomi Kreatif dan Keberlanjutan Program PMK3I dalam Rapat Kerja dengan Menteri Ekonomi Kreatif

Selain Jawa Tengah, saya pernah menjumpai dan membeli putu keliling di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, DIY hingga Gorontalo. Mirip martabak telur yang pernah saya jumpai di berbagai daerah dan wilayah nusantara yang berasal dari Lebaksiu Tegal. Saya tidak cukup literasi sahih tentang “asbabul wurud”: asal muasal nama, darimana dan siapa penemu putu, salah satu kudapan klangenan saya sekeluarga. Meski ada juga yang mengatakan PUTU akronim dari Pencari Uang Tenaga Uap…he..ha..hi.

Penjual kue putu keliling masih sangat mempertahankan budaya pangan tradisional yang sehat. Terbuat dari tepung beras (agak kasar) yang dipadukan dengan isian gula Aren/Jawa dan ditaburi (topping) parutan kelapa muda. Sekarang ada sebagian penjual putu yang memberikan warna hijau pada adonan, berasal dari sari warna daun pandan wangi. Tanpa pengawet, perasa, pewarna, pemanis dan perisai sintetis.

Baca Juga:  Harga Kopi Diatas Angin, Petani Diminta Pertahankan Kualitas Kopi

Perubahan penjual kue putu keliling lebih banyak pada prasarana dan sarana penjualan. Jika dahulu kala awalnya dipikul, kemudian berubah menjadi gerobak dorong. Jaman now digunakan sepeda motor yang dimodifikasi bagian jok belakang untuk menempatkan perlengkapan dan peralatan kerja. Nomor HP/WA pun disematkan pada satu sisi yang mudah dilihat pembeli. Siapa tahu suatu saat ada warga yang membutuhkan kue putu buat sedekah Jumat Berkah atau sajian RT/RW-nan.

Sebagai salah satu jamaah Youtubeyah, saya coba googling dan menemukan satu kedai putu di suatu ibukota kabupaten di Jateng yang menjual putu “manggon” (tidak keliling) beserta aneka jajanan tradisional lain sebagai pelengkap minuman kopi atau teh hangat. Melihat link itu saya bahagia dan merasa senang. Setidaknya mengurangi kegalauan pribadi atas hadirnya berbagai kedai, outlet dan toko roti berbahan baku tepung terigu bergluten tinggi yang seratus persen bahan baku gandumnya impor.

Baca Juga:  Samuel Wattimena: Dorong Musisi Jalanan Naik Kelas, Ubah Stigma Jadi Pelaku Ekonomi Kreatif

Kehadiran penjual putu keliling dan kedai putu minimal telah berbuat nyata mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan. Sebab semua bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Menurut penuturan beberapa penjual putu yang pernah saya temui, untuk menghasilkan tepung beras yang pulen sebagai bahan baku putu, tidak dapat diperoleh dengan menggunakan beras impor hasil “refresh” beras yang telah setahun lebih berada di gudang negara asalnya. “Medal penguke tur raose benten (keluar aroma penguk dan rasanya berbeda)”, kata penjual putu tadi sore.

Mari larisi jajanan tradisional yang ada. Meski belum bisa “nyugihi” (membuat kaya) setidaknya bisa “nguripi” (menghidupi) puluhan, ratusan bahkan ribuan pelaku ekonomi skala Ultra Mikro, Mikro dan Kecil yang mencari rejeki di sekitar kita. Para Pejuang Receh Rupiah semacam penjual putu keliling setidaknya telah membantu Pemerintah mengurangi angka pengangguran dan setengah pengangguran (under-employment) di tengah kondisi ekonomi global dan nasional yang sedang tidak baik-baik saja. Wallahu’alam

#UMKMBerdaya

Tegalmulyo, 24 Juni 2025

 

 

 

 

 

Sulistyo Suharto

Sulistyo Suharto

Related Stories

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

by Sulistyo Suharto
26 June, 2025
0

Realitas Ekonomi Digital Kita: Nyaman tapi Mengkhawatirkan  Era digital telah mengubah wajah ekonomi kita secara fundamental. Kini, segala bentuk transaksi...

Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

by Sulistyo Suharto
24 June, 2025
0

Oleh: Suwatno Ibnu Sudihardjo Anggota Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jawa Tengah Menggali Peluang di Tengah Perubahan Kita hidup dalam era...

Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

by Sulistyo Suharto
21 June, 2025
0

Oleh : Suwatno Ibnu Sudihardjo Anggota LPUMKM Jawa Tengah 📌 Zaman Telah Berubah, Cara Bisnis pun Harus Berubah Perubahan zaman...

TRUK ODOL DAN MERCY NONONG

TRUK ODOL DAN MERCY NONONG

by Sulistyo Suharto
21 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Selasa malam, 17 Juni 2025, teman yang berkhidmat bisnis angkutan barang (trucking) memasang Story Whatsapp. Sebuah...

Next Post
Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

UKMMu.com

UKMMu.com merupakan media official Lembaga Pengembang UMKM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

No Result
View All Result
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

Redaksi

Go to mobile version