ukmmu
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
Pupukmu
ukmmu.com
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
ukmmu.com
No Result
View All Result
MENAKAR KEMAMPUAN BERKURBAN

MENAKAR KEMAMPUAN BERKURBAN

by Sulistyo Suharto
10 May, 2024
in Inspirasi
0
Share on FacebookShare on Twitter

M. Izzul Muslimin

Allah telah memerintahkan Nabi Muhammad untuk berkurban sebagaimana dinyatakan dalam QS Al Kautsar ayat 2.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَا نْحَرْ 

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”

Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat dan berkurban. Tentu sebagai umat yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan maka sudah sewajarnya jika kita juga menjadikan shalat dan berkurban sebagai sebuah kewajiban.

Nabi Muhammad SAW dalam hadits juga telah mengingatkan umatnya tentang perintah berkurban. Berikut haditsnya,

عَنْ َأبِي هُرَيْرَة: َأنَّ رَسُوْل اللهِ صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ كَانَ لهُ سَعَة وَلمْ يَضَحْ فَلا يَقْربَنَّ مُصَلَّانَا (رواه احمد وابن ماجه)

Artinya :
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami“.
(HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Baca Juga:  Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Peran Muhammadiyah dalam Bisnis Ayam Pedaging

Hadits ini menjelaskan bahwa kewajiban berkurban berlaku bagi mereka yang dianggap mampu. Pertanyaannya, apa ukuran seseorang dianggap mampu sehingga terkena kewajiban berkurban?

Seringkali kita menggunakan ukuran kemampuan berkurban seseorang dengan sebuah asumsi bahwa apabila saat mendekati pelaksanaan ibadah kurban orang tersebut memiliki kelebihan uang sehingga mampu membeli minimal seekor kambing atau domba yang memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban.

Asumsi demikian sesungguhnya memiliki kelemahan. Coba kita bandingkan dengan ibadah haji yang juga mensyaratkan kemampuan secara finansial. Karena kewajiban haji itu sekali seumur hidup, maka mereka yang ingin berhaji berusaha melaksanakannya dengan cara mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga akhirnya mencukupi untuk ongkos pergi berhaji. Disini tidak berlaku asumsi bahwa orang yang ingin menjalankan ibadah haji adalah orang yang tanpa perencanaan tiba-tiba ada kelebihan uang sehingga bisa berangkat haji.

Baca Juga:  Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Oleh karena itu orang yang dikatakan mampu berhaji adalah orang yang secara sengaja menyiapkan diri dengan merencanakan bahkan dalam waktu cukup lama untuk bisa berangkat haji.

Hal yang sama mestinya juga berlaku bagi mereka yang berkurban. Orang yang dikatakan mampu berkurban adalah mereka yang secara sengaja menyiapkan diri dengan merencanakan dalam waktu tertentu untuk bisa membeli hewan kurban. Karena berkurban itu dilaksanakan setahun sekali, maka mestinya perencanaan berkurban juga dilakukan selama setahun.

Sebagai gambaran, jika harga seekor kambing saat ini Rp 3.000.000,-, maka dibutuhkan kemampuan untuk menabung selama 10 bulan dengan menyisihkan uang per bulan sebesar Rp. 300.000,-. Atau per harinya harus menyisihkan uang minimal Rp.10.000,-

Menyisihkan uang Rp. 300.000,- perbulan atau Rp. 10.000,- per hari tentu bukan sesuatu yang mustahil bagi mereka yang punya penghasilan 3 juta Rupiah per bulan atau yang berpendapatan 100 ribu rupiah per hari. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika kita punya pendapatan minimal 3 juta per bulan atau 100 ribu per hari maka sejak awal berniat untuk berkurban pada Idul Adha yang akan datang. Tentu dengan disertai doa semoga Allah akan memampukan kita sehingga niat berkurban itu benar-benar akan terwujud.

Baca Juga:  Jalur Kereta Api Pertama di Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan Dampaknya terhadap Ekonomi

Tentu kita tidak ingin oleh Rasulullah Muhammad SAW tidak dimasukkan dalam golongan umatnya dan tidak bisa mendekati telaga Al-Kautsar di Hari Akhir nanti, karena kita termasuk orang yang tidak mau berkurban padahal sesungguhnya kita termasuk orang yang mampu dalam pandangan Allah dan RasulNya.
Wallahu a’lam.

Banguntapan, 14 Dzulhijjah 1444 H
Repost : 10/05/2024

*) Muhammad Izzul Muslimin, Sekretaris PP Muhammadiyah 2022-2027, Mantan Ketum PP-IRM dan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.

Sulistyo Suharto

Related Stories

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

by Sulistyo Suharto
26 June, 2025
0

Realitas Ekonomi Digital Kita: Nyaman tapi Mengkhawatirkan  Era digital telah mengubah wajah ekonomi kita secara fundamental. Kini, segala bentuk transaksi...

EVOLUSI PUTU

by Sulistyo Suharto
25 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Bunyi ngiiing….ngiiing mirip suara “sawangan” yang diletakkan di sela-sela ekor merpati balap jantan adalah suara khas...

GUSJIGANG

by Sulistyo Suharto
18 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Sekitar 700-an jamaah Pengajian Umum Ahad Pon (PUAP) memenuhi Aula Gedung JHK (Jam’iyyatul Hujjaj Kudus), Ahad...

BEONG DAN INSPIRASI PERADABAN

by Sulistyo Suharto
15 May, 2025
0

Oleh : Gus Zuhron Ada yang berbeda dengan pertemuan para begawan perkaderan Jawa Tengah. Biasanya dengan cara online, kali ini...

Next Post

KUNDANGAN, WEH-WEHAN DAN BAJIGUR

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

UKMMu.com merupakan media official Lembaga Pengembang UMKM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

No Result
View All Result
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

Redaksi

Exit mobile version