ukmmu
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
Pupukmu
ukmmu.com
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
ukmmu.com
No Result
View All Result
TRUK ODOL DAN MERCY NONONG

TRUK ODOL DAN MERCY NONONG

Sulistyo Suharto by Sulistyo Suharto
21 June, 2025
in Info
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Khafid Sirotudin

Selasa malam, 17 Juni 2025, teman yang berkhidmat bisnis angkutan barang (trucking) memasang Story Whatsapp. Sebuah foto Operasi ODOL di salah satu rest area Tol Batang Semarang, serta diberi emoticon 😇 dan narasi “ndase ngelu bro, rasido setoran” (kepala pusing Bro, tidak jadi mendapat setoran). Dalam dua pekan ini berbagai media memberitakan kegiatan Penegakan Peraturan tentang ODOL beserta hiruk pikuk demonstrasi yang dilakukan para sopir truk di berbagai daerah, khususnya di Jawa.

You might also like

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

26 June, 2025
EVOLUSI PUTU

EVOLUSI PUTU

25 June, 2025

Kecelakaan yang disebabkan oleh ketidaklayakan teknis (technical error) truk di gerbang tol Ciawi 2 (4 Februari 2025) bukan yang pertama kali terjadi. Coba kita googling di youtube, tiktok atau media mainstream. Sudah berapa banyak kecelakaan yang disebabkan oleh truk ODOL (Over Dimension Over Load), baik di jalan tol maupun jalan raya biasa. Truk over dimension (dimensi berlebih) mengacu pada kondisi yang melebihi standar dimensi pabrik dimana truk tersebut diproduksi. Misalnya adanya tambahan casis dan tinggi bak truk melebihi standar/ketentuan. Adapun over load (kelebihan beban) menunjuk pada kelebihan muatan di atas ambang batas maksimal yang ditentukan.

Kecelakaaan truk pengangkut galon air di pintu gerbang tol Ciawi 2, mengingatkan saya pada sopir truk teman sekolah SMAM 1 Weleri yang mengalami kecelakaan di tikungan Alas Roban Batang tahun 2002. Kak Udi, panggilannya, adalah sopir truk yang pada waktu kecelakaan 23 tahun lalu sedang menuju Jakarta dengan muatan 12 ton sembako dari Semarang. Pada waktu itu dia mengendarai truk Mercedes Benz 911 “Bagong” atau “Nonong” buatan tahun 1982. Truk MB 911 merupakan truk legendaris yang pertama kali masuk di Indonesia tahun 1970-an dan terakhir diproduksi tahun 1995.

Baca Juga:  Proyeksi Industri Ayam Goreng Muhammadiyah: Menggerakkan Ekosistem Ekonomi Umat secara Terpadu

Truk MB 911 legendaris ini, selain untuk keperluan sipil juga menjadi kendaraan favorit militer melalui versi LA varian 4×4. Truk MB seri L memiliki warna khas. Warna oranye untuk Timur Tengah, hijau untuk Afrika Utara dan Putih untuk PBB. Truk MB 911 versi L di Indonesia pernah digunakan sebagai kendaraan angkut personil TNI dan Brimob Polri pada jamannya. Saat ini, truk Bagong kadang kala masih terlihat di jalanan atau di lingkungan terbatas sekitar Terminal Peti Kemas Pelabuhan. Saya bersyukur dapat melihat langsung masterpiece truk MB 911 yang dipajang utuh pada salah satu sisi lantai 5 (dari 9 lantai) Museum Mercedes Benz, tahun 2006. Lokasinya berada di Stuttgart, ibukota negara bagian Baden-Wurttemberg, kota industri di selatan Jerman.

Menurut penuturan Kak Udi, kecelakaan yang pernah dia alami disebabkan kernet terlambat memasang “ganjel ban” dari kayu ketika truk berjalan sangat pelan ketika menanjak tajam di tikungan Alas Roban. Kami bersama warga kampung sempat bezuk dia ketika dirawat beberapa hari di RSI Muhammadiyah Kendal di Weleri. Hingga sekarang, usia mendekati 60 tahun, alumni SMA Muhammadiyah Weleri tahun 1987 itu masih setia berprofesi sebagai sopir truk. Bedanya, truk yang dikemudikan sekarang UD Truck Nissan Tronton 10 ban tahun 1995. Selain sudah tidak menggunakan kernet alias sendirian menyusuri jalan, muatannya juga “sak madyo” (sesuai kemampuan). “Ora cucuk pak yen kudu nggowo kenek (tidak kebagian pendapatan pak, jika harus membawa kernet)”, ujarnya beberapa waktu lalu ketika ngopi pagi di teras rumah.

Fenomena truk ODOL, kendaraan umum berusia lanjut (lebih 10 tahun) dan masih beroperasi di jalanan, juga dialami oleh moda transportasi umum bus pengangkut penumpang/orang. Silakan diperhatikan bus penumpang AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) yang punya trayek jarak dekat Semarang-Sukorejo Kendal, Semarang-Limpung Batang atau Semarang-Pekalongan-Tegal. Atau bus trayek Semarang-Purwodadi dan Semarang-Demak-Kudus-Pati. Menurut beberapa teman pemilik armada bus, bisnis transportasi bus umum sudah tidak menarik secara ekonomi. Salah satu yang masih menjanjikan hanyalah bus pariwisata, itupun masih bersyarat ketat yaitu harus membina jaringan yang baik dengan biro perjalanan wisata, membelinya bus bekas usia 5 tahun yang masih bagus kondisinya, serta membelinya tidak memakai uang pinjaman bank.

Baca Juga:  Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Zero ODOL

Zero ODOL merupakan program strategis Kementerian Perhubungan RI yang dicanangkan sejak tahun 2017. Program ini semakin relevan mengingat tingginya angka kecelakaan yang melibatkan truk ODOL. Zero ODOL bertujuan untuk menghentikan praktik pengangkutan barang yang melebihi kapasitas dan dimensi kendaraan. Beberapa langkah telah dilakukan Kemenhub antara lain : kampanye dan sosialisasi keselamatan berkendara, memperketat pengawasan uji berkala kendaraan (KIR) setiap 6 bulan sekali, fasilitasi normalisasi dimensi dan muatan truk, serta penggunaan teknologi otomotif yang sesuai standarisasi dan peraturan.

Program Zero ODOL semestinya sudah tercapai tahun 2023 lalu, tetapi tidak berjalan sebagaimana rencana dan memenuhi target semestinya. Faktor ekonomi dijadikan kendala dan alasan untuk tidak tercapainya program Zero ODOL. Sebenarnya program yang sangat bagus itu bisa terlaksana, baik untuk angkutan barang maupun orang, jika Pemerintah dan Pemerintah Daerah mampu menciptakan ekosistem angkutan umum yang baik. Diantaranya berupa sinergi dan kolaborasi yang baik antara Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten/Kota/Provinsi dengan Kementerian Perhubungan RI dan Stakeholders terkait. Setidaknya kita bisa belajar dari kehadiran Bus Trans Semarang sebagai moda transportasi penumpang yang nyaman, aman dan murah antar kabupaten/kota dalam provinsi Jawa Tengah.

Jika pemerintah dan BUMN (DAMRI/Djawatan Mobil Republik Indonesia, Perum Pos dan Giro) belum mampu menyediakan sarana pengangkutan barang (trucking) yang dapat memenuhi semua kebutuhan supply and chain bagi pelaku ekonomi dan industri, maka sudah selayaknya pemerintah mampu menghadirkan moda transportasi darat (truk, bus, minibus) buatan dalam negeri yang harganya terjangkau oleh swasta. Bisa pula memberikan fasilitas kredit murah untuk pengadaan truk dan bus yang dibutuhkan masyarakat sebagai moda angkutan umum barang dan penumpang.

Baca Juga:  PENGEMBANGAN KOPERASI SYARIAH DI INDONESIA: MEMBACA TANTANGAN DAN PELUANG

Selain itu tarif tol bagi moda transportasi barang dan penumpang juga saatnya diturunkan. Bukan malah tarifnya “disesuaikan naik” secara perlahan dan nyaris tak terdengar masyarakat. Banyak sopir truk yang saya temui saat istirahat di warung makan dekat pintu keluar tol Weleri mengungkapkan hal ini. Para sopir truk pengangkut barang dari dan ke Jabodetabek, banyak yang mensiasati beberapa kali keluar masuk tol di sepanjang ruas trans Jawa demi pengiritan operasional di jalan. Belum lagi jika truk mengalami musibah ban bocor atau pecah ban di tengah perjalanan.

Mereka lebih merasa nyaman, aman dan oman (kebagian penghasilan) jika melewati sebagian ruas jalan nasional pantura Jawa. ”Yen lewat tol kebanan, susah golek tambal ban (jika melewati tol mengalami ban bocor, susah mencari tukang tambal ban)”, ungkap sopir truk diesel 3/4 pengangkut ikan dari Pati menuju Jakarta. “Mari ngono jancuk kudu ngemel polantas yen muatane ketoro abot (sudah begitu masih harus bayar uang tip oknum polisi satlantas jika muatan terlihat kelebihan)”, komentar sopir asal Nganjuk Jatim yang makan malam semeja dengan kami di warung langganan para sopir truk antar kota antar provinsi. “Indonesia kok dilawan”, sahut Kiki teman saya. Dan kami yang sedang dinner semeja 6 orang ikut tertawa bersama.

Jika anda ingin mendapatkan fakta dan informasi sahih di jalanan, sering-seringlah makan dan ngobrol di warung langganan para sopir truk di dekat pintu tol Trans Jawa.

 

Tegalmulyo: 21 Juni 2025

(Review 07/02/2025)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sulistyo Suharto

Sulistyo Suharto

Related Stories

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

by Sulistyo Suharto
26 June, 2025
0

Realitas Ekonomi Digital Kita: Nyaman tapi Mengkhawatirkan  Era digital telah mengubah wajah ekonomi kita secara fundamental. Kini, segala bentuk transaksi...

EVOLUSI PUTU

EVOLUSI PUTU

by Sulistyo Suharto
25 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Bunyi ngiiing
.ngiiing mirip suara “sawangan” yang diletakkan di sela-sela ekor merpati balap jantan adalah suara khas...

Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

Ghost Kitchen, Dari Rumah Hasilkan Rupiah

by Sulistyo Suharto
24 June, 2025
0

Oleh: Suwatno Ibnu Sudihardjo Anggota Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jawa Tengah Menggali Peluang di Tengah Perubahan Kita hidup dalam era...

Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

by Sulistyo Suharto
21 June, 2025
0

Oleh : Suwatno Ibnu Sudihardjo Anggota LPUMKM Jawa Tengah 📌 Zaman Telah Berubah, Cara Bisnis pun Harus Berubah Perubahan zaman...

Next Post
Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

Ghost Kitchen & Lompatan Digital UMKM

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

UKMMu.com

UKMMu.com merupakan media official Lembaga Pengembang UMKM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

No Result
View All Result
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

Redaksi

Go to mobile version