ukmmu
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
Pupukmu
ukmmu.com
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi
No Result
View All Result
ukmmu.com
No Result
View All Result
PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

by Sulistyo Suharto
26 March, 2024
in Inspirasi
0
Share on FacebookShare on Twitter

Encep Saepudin

Tingkat pendidikan suatu negara mencerminkan ketinggian peradaban. Pendidikan membuka ruang gagasan individu dan kelompok seluas-luasnya dalam inovasi sesuai bakat dan minatnya.

Belanda masuk ke Nusantara sekitar tahun 1595 atau sekitar 68 tahun setelah Kerajaan Majapahit runtuh. Salah satu kunci keberhasilan Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun karena menutup akses pendidikan bagi pribumi agar makin bodoh sebodoh- bodohnya.

Pada tahun 1890, C. Th. Van Deventer mengajukan politik etis agar pribumi mendapatkan hak edukasi, irigasi, dan transmigrasi. Politik ini membuka ruang bagi pemuda, terutama dari kalangan bangsawan dan tokoh masyarakat, mengenyam pendidikan dengan baik.

“Ya, elah, tong. Elo mau jadi apa kalo kagak sekolah!“, Tegur emak pada anaknya. Ternyata teguran Emak bukan isapan jempol, tapi benar banget adanya.

Baca Juga:  Meningkatkan Kualitas Berpikir Pelaku UMKM Melalui Klinik Bisnis

Berbagai penelitian menemukan bahwa tingkat pendidikan menentukan makin tinggi keahlian, ketrampilan, dan pengalaman setiap individu. Hal ini disadari para konglomerat sehingga hanya menyerahkan pucuk pimpinan perusahaanya pada turunan generasi yang berpendidikan baik.

Kagak percaya? Buka dan baca saja profil anak dan cucunya konglomerat yang menjadi direksi dalam annual report perusahaannya. Rerata sudah berpendidikan master alias S2.

Namun belakangan ini santer reels di medsos kagak kuliah juga bisa kaya. Lha, kuliah itu tidak ada hubungannya dengan kaya atau miskin.

Kuliah itu bikin orang makin berilmu, yang berguna bagi dirinya untuk berkompetisi dalam dunia kerja. Persaingan kerja adalah urusan nyata, sedangkan kaya atau miskin adalah urusan kegaiban.

Alquran sudah mengingatkan pentingnya pendidikan sejak 14 abad silam. Sebagaimana firman Allah Swt :
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.“
(QS . At Taubah : 122)

Baca Juga:  Istri Kapolri Puji Kreativitas dan Kualitas Produk LP UMKM Muhammadiyah di Bhayangkari Preneur Expo 2024

Tahun 2045 dicanangkan sebagai Indonesia Emas. Di tahun tersebut, penduduknya sudah makin mengurangi makan mangga dalam bentuk buah, melainkan minum jus mangga dalam kemasan.

Di masa depan nanti, hampir semua produk pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan sudah dalam bentuk produk olahan. Anak-anak generasi itu sudah mulai tidak mengenal bentuk buah mangga meski minum jus mangga olahan setiap hari.

Untuk mengolah buah-buahan dan lainnya itu dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) berpendidikan terbaik. Kemendikbud memproyeksikan Indonesia membutuhkan 113 juta tenaga kerja terdidik, ahli, dan terampil pada tahun 2045.

Tinggal 21 tahun lagi dari sekarang. Mari kita simak kesiapan kualitas pendidikan anak negeri menyambut era industri tersier dan selamat tinggal industri primer.

BPS melaporkan Angka Partisipasi Kasar (APK) per jenjang pendidikan tahun 2023. APK SD sederajat 105,62. APK SMP Sederajat 92,51. Dan APK SMA sederajat 86,34.

Baca Juga:  KRITISISME KADER DAN PRAKSIS GERAKAN SOSIAL

APK pendidikan tinggi cukup memprihatinkan. Sebab APK Perguruan Tinggi (D1-S3) 31,45. Artinya, sebanyak 68,55 persen anak lulusan SMA/SMK/MA tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Di ASEAN, negeri katulistiwa ini menempati peringkat ke-empat dalam APK pendidikan tinggi, dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Apalagi bila dibandingkan dengan China, Rusia, Korea Selatan, dan negara maju lainnya.

Di tengah APK Perguruan Tinggi masih rendah, Kantor Kemenko PMK sedang menjajaki pengalihan dana LPDP untuk riset. Padahal penerima beasiswa LPDP di kisaran 9.000-10.000 mahasiswa dalam satu tahun. Bagaimana teknis pengalihannya, ya kita tunggu saja penjelasan dari pemerintah.

Kalau sudah jelas mekanismenya, nanti kita baca. Iqra..!

Ramadan 141445-H
*) Dr. Encep Saepudin, S.E., M.Si. Pemulung Kata, Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah, FAI, UM Purwokerto.

Sulistyo Suharto

Related Stories

Menegakkan Kedaulatan Ekonomi Digital UMKM: Dari Klik ke Kemandirian Bangsa

by Sulistyo Suharto
26 June, 2025
0

Realitas Ekonomi Digital Kita: Nyaman tapi Mengkhawatirkan  Era digital telah mengubah wajah ekonomi kita secara fundamental. Kini, segala bentuk transaksi...

EVOLUSI PUTU

by Sulistyo Suharto
25 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Bunyi ngiiing….ngiiing mirip suara “sawangan” yang diletakkan di sela-sela ekor merpati balap jantan adalah suara khas...

GUSJIGANG

by Sulistyo Suharto
18 June, 2025
0

Oleh : Khafid Sirotudin Sekitar 700-an jamaah Pengajian Umum Ahad Pon (PUAP) memenuhi Aula Gedung JHK (Jam’iyyatul Hujjaj Kudus), Ahad...

BEONG DAN INSPIRASI PERADABAN

by Sulistyo Suharto
15 May, 2025
0

Oleh : Gus Zuhron Ada yang berbeda dengan pertemuan para begawan perkaderan Jawa Tengah. Biasanya dengan cara online, kali ini...

Next Post

WAR TAKJIL: Menyatukan Keberagaman di Bulan Ramadhan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

UKMMu.com merupakan media official Lembaga Pengembang UMKM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

No Result
View All Result
  • Info
  • Produk
  • Inspirasi
  • MICE
  • Klinik
  • Mitra
  • Agenda
  • Filantropi

© 2025 UKMMu.com - Media UMKM Terkemuka

Redaksi

Exit mobile version