Oleh :Khafid Sirotudin
Aksi peternak membuang telur viral di berbagai pemberitaan media pada akhir Januari 2021. Penyebabnya harga telur ayam anjlok di pasaran dan harga pakan naik tinggi. Peternak sudah tidak kuat menahan kerugian yang dideritanya, sehingga ada sebagian yang melampiaskan kekesalan dengan membuang ratusan peti telur ke sungai. Aksi yang terjadi pada tanggal 22-24 Januari 2021 itu, sebagaimana disampaikan Musbar Mesdi, Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional.
Aksi membuang telur ayam juga dilakukan peternak di Magetan Jawa Timur. Di Blitar peternak ayam menggelar kegiatan bagi-bagi telur kepada masyarakat, namun dibubarkan oleh aparat kepolisian. Sebenarnya telur ayam bisa bertahan hingga 4-5 minggu jika disimpan dengan baik di dalam kulkas, dengan suhu ideal penyimpanan telur di bawah 7 derajat Celcius. Masalahnya adalah peternak skala Mikro dan Kecil (1.000-20.000 ekor) tidak memiliki kulkas yang memadai untuk menyimpan telur yang dihasilkannya.
Tentu kita masih ingat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak awal tahun 2021. Sedangkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimulai 4 Mei 2020 di saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak awal Maret 2020. PPKM sendiri baru dicabut secara resmi oleh Pemerintah pada 30 Desember 2022. Adapun pencabutan status pandemi Covid-19 baru diputuskan Presiden pada hari Rabu, 21 Juni 2023.
Multi side effect ekonomi yang ditimbulkan pandemi Covid-19 hingga sekarang masih dirasakan peternak ayam petelur. Menurut penuturan H. Abdul Jamil, salah satu peternak ayam petelur yang juga Ketua PCM Pageruyung Kendal, banyak peternak ayam petelur skala mikro dan kecil di bawah 5.000 ekor yang tidak mampu bertahan dan gulung kandang pasca pandemi Covid-19. Berakhirnya usaha peternak ayam petelur seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19.
Abdul Jamil merasa bersyukur saat ini masih bisa bertahan memelihara 18.000 ekor, dari 36.000 ekor sebelum pandemi Covid-19 terjadi. “Saya senang Muhammadiyah mulai bergerak mengurusi ekonomi umat dan masyarakat. Terutama memikirkan bagaimana menangani dua masalah mendasar dalam ternak ayam yaitu pakan dan pemasaran telur. Semoga persyarikatan bisa mencarikan jalan keluar terbaik”, ungkap H. Jamil melalui telepon, Selasa 10 Desember 2024.
Pakan dan Pasar
Masalah pakan ternak berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan dan asupan gizi bagi ayam petelur, yang tersedia secara cukup, mudah didapatkan dan harga terjangkau merupakan idaman semua peternak. Semua peternak ayam skala UMKM sepakat bahwa Pemerintah wajib hadir untuk melindungi, memfasilitasi dan mengatur tata kelola peternakan dengan kebijakan yang pro rakyat. Terutama ketersediaaan jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak yang mencapai 50%. Bahan baku pakan lainnya berupa mineral, vitamin dan asupan gizi lain yang dibutuhkan ayam dapat dipenuhi dari keanekaragaman sumberdaya hayati dan hewani yang ada di Indonesia.
Masalah pasar hasil budidaya ayam petelur yang seringkali fluktuatif dan merugikan peternak skala UMKM menuntut keberpihakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk mengatur, lebih berpihak serta melindungi peternak rakyat. Sebagaimana kita melihat dan memahami selama ini bahwa industri hulu hingga hilir ternak ayam (petelur dan pedaging) yang oligopolistik dikuasai oleh beberapa industri padat modal PMA. Sudah saatnya swasembada dan ketahanan pangan benar-benar dapat terwujud dan dirasakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Salah satu program unggulan Kabinet Merah Putih 2024-2029 yaitu adanya program Pemberian Makan Bergizi (PMB) untuk anak sekolah, dari PAUD hingga SMA/SMK. Telur ayam sebagai bahan makanan yang mengandung protein hewani menjadi salah satu alternatif bahan baku pangan bergizi yang murah, mudah diolah dan bermanfaat untuk mengatasi kekurangan gizi anak sekolah. Kami berharap program PMB selain dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia masa depan, sekaligus dapat meningkatkan kemakmuran petani dan peternak.
Berangkat dari kondisi tersebut di atas, Lembaga Pengembang UMKM PW Muhammadiyah Jawa Tengah mengadakan Sarasehan UMKM “Kaji Terap Ternak Ayam Petelur Skala UMKM se Jateng”, pada hari Kamis 12 Desember 2024 di Semarang. Sebuah ihtiar awal dari kami untuk menghadirkan nara sumber dan stakeholders yang dibutuhkan peternak ayam petelur. Prof. Ali Agus, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, pakar formulator pakan ternak dan Staf Khusus Menteri Pertanian RI kami hadirkan untuk memberikan pencerahan bagaimana membuat pakan ternak ayam yang berkualitas namun tidak menguras isi tas.
Nara sumber lainnya, Singgih Januratmoko SKM. MM. Peternak besar dan owner PT Januputra Sejahtera, Tbk. diharapkan mampu menginspirasi dan bersinergi bersama jaringan peternak ayam relasi Muhammadiyah dalam pengadaan DOC (Day Old Chicken), bibit ayam berkualitas beserta jaringan pemasaran telur hasil budidaya peternak. Kemudian Eko Suwito, Ketua JATAM (Jamaah Tani Muhammadiyah) Difabel Bejen, Sleman, DIY. Peternak ayam petelur sehat dan free range yang telah bersertifikasi HFAC (Human Farm Animal Care) Pertama di Indonesia. Eko Suwito diharapkan dapat menularkan pengalaman ilmu dan laku ternaknya hingga meraih sertifikat HFAC tersebut.
Nara sumber pamungkas adalah Toni Firmansyah, Ketua LP UMKM PP Muhammadiyah yang juga Presiden Direktur PT CMM Global International. Milyarder muda pemilik aneka produk skin care SR-12 ini, mulai terjun di dunia peternakan ayam petelur di Karanganyar Jawa Tengah. Toni berharap kegiatan awal Sarasehan UMKM bidang ternak ayam petelur yang dilaksanakan di Semarang ini, dapat ditindaklanjuti dengan membangun networking dan sinergitas tanpa batas antar stakeholders peternakan ayam petelur di Jawa Tengah dan DIY. Sejalan dengan tema Milad 112 Muhammadiyah “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua”.
Dalam Sarasehan UMKM kali ini, kami juga bersinergi dengan LAZISMU PWM Jateng sebagai lembaga filantropi Muhammadiyah yang telah banyak berkiprah di berbagai bidang pengabdian sosial kemasyarakatan. Kami hendak mewujudkan sebuah ekosistem sinergi otentik antar UPP (Unsur Pembantu Pimpinan) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Sebuah program kegiatan yang dilaksanakan, didukung dan “disengkuyung” oleh beberapa UPP terkait.
Saya jadi teringat satu pepatah yang mengatakan “Daripada mengutuk kegelapan, lebih baik mengambil sebuah lilin dan nyalakan”. Wallahu’alam
Weleri, Hujan Deras Sore Hari : 11 Desember 2024
*) Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah