Oleh : Khafid Sirotudin
Pada sessi kedua, kami mengundang H. Singgih Januratmoko, SKH., MM. Presiden Komisaris PT. Janu Putra Sejahtera, Tbk. (JPS) dan Apt. Toni Firmansyah, S.Farm. Presiden Direktur CMM Global Internasional Group dan Ketua LP UMKM PP Muhammadiyah. Kedua nara sumber adalah praktisi bisnis skala besar dan sama-sama menggeluti usaha peternakan ayam petelur. Dipandu Heriwanto, Ketua Pemuda Tani HKTI Jateng yang juga anggota pengurus LP-UMKM PWM Jateng, sessi kedua memantik peserta untuk bertanya dalam 2 termin.
Dokter hewan (Drh) Rully dari Departemen Produksi Layer JPS lebih banyak menyajikan teknik pemeliharaan ayam layer (petelur). Dia berbagi ilmu dan keterampilan bagaimana menjalankan tugas sehari-hari sesuai Standart Operating Procedur (SOP) yang menjadi tanggungjawabnya di JPS. Mulai dari sanitasi atau bio-security kandang, fase pemeliharaan hingga masa produksi telur diterangkan dengan detail. Pada masa produksi telur, beberapa langkah yang wajib diperhatikan adalah persiapan masuk pullet, standar pemberian pakan, tata laksana brooding, standar lampu penerangan/lighting, vaksinasi hingga prosedur proses afkir.
Toni Firmansyah mengajak peternak ayam agar tetap bersemangat mengembangkan usahanya dengan membangun jejaring dan bersinergi dalam mengembangkan pasar telur ayam. Sebagai Ketua LP-UMKM PP Muhammadiyah, beliau siap membantu memasarkan produk telur yang dihasilkan peternak warga dan relasi Muhammadiyah di Jawa Tengah. Apalagi MCC Group sudah mulai mengembangkan sayap bisnis peternakan ayam petelur di Karanganyar Jateng.
Mandiri, Sinergi dan Kolaborasi
Menurut KBBI, Mandiri adalah tidak bergantung pada orang lain. Sedang kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Secara bahasa, mandiri artinya tidak bergantung, mampu melakukan sendiri. Tidak bergantung pada orang lain bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, namun kegiatan tersebut tetap dapat berjalan meskipun tiada bantuan dari orang lain.
Ciri-ciri kemandirian ditandai dengan kemampuan dalam menentukan nasib sendiri, kreatif, inisiatif, bertanggungjawab, mampu mengatur tingkah laku dan menahan diri, mampu membuat keputusan dan mengatasi berbagai masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Bersikap mandiri berarti mampu menjalankan pilihan yang seluas-luasnya tentang apa, kapan, dimana dan siapa, serta bagaimana menentukan tempat dan mekanisme kerja, cara menjalani hidup dan menggunakan berbagai sumberdaya yang dibutuhkan. Hidup mandiri berarti berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan melakukan aktivitas sesuai pilihan sendiri.
Pertanyaan mendasar bagi peternak ayam petelur skala UMKM adalah mampukah peternak mandiri dalam menentukan pilihan atas berbagai hal yang terkait dengan budidaya ayam yang dijalankannya?. Saya yakin jawabannya pastilah tidak bisa segalanya dilakukan seorang diri atau dibantu anggota keluarga peternak saja. Jika kita hendak sekedar memelihara ayam kampung sebagai “pethetan” (usaha sambilan skala puluhan ekor) masih bisa dilaksanakan. Tetapi jika sudah diniati menjadi usaha ternak ayam petelur skala industri kecil (1.000-20.000 ekor) apalagi kelas menengah (diatas 20.000-50.000 ekor) tentu membutuhkan peran serta pihak lain dalam memenuhi kebutuhan pakan, memelihara, memanen dan memasarkan hasil produksinya.
Sinergi (Yunani : synergos) berarti bekerja bersama-sama. Sinergi adalah sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang optimal. Sinergi yaitu membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan stakeholders atau para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas. Sinergi mengacu pada kombinasi dan kerja sama yang menghasilkan efek yang lebih besar daripada yang dapat dicapai secara individu.
Kolaborasi adalah sebuah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama, serta mencapai visi, misi dan tujuan bersama. Di sebuah organisasi yang saling bergantung (seperti kelompok peternak ayam), kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit. Misalnya soal ketersediaan pakan ternak yang cukup jumlah, mudah diakses dan harga yang terjangkau. Atau soal penentuan harga telur ayam agar para peternak menghasilkan keuntungan yang layak dan menjadi price maker.
Sebagaimana kami sampaikan dalam opening speech maupun closing statement sarasehan UMKM, bahwa Mandiri, Sinergi dan Kolaborasi musti dijalankan dalam satu tarikan nafas dalam mencapai tujuan bersama. Keterlibatan secara proaktif dari segenap pemangku kepentingan (stakeholders) yang dilandasi niat yang tulus dan tujuan yang terukur, bersemangat membentuk sebuah komunitas peternakan yang baik (berjamaah), dilaksanakan dengan sebuah tata kelola peternakan ayam yang sinergis kolaboratif (jamiyyah), insya Allah akan menghasilkan sebuah amal saleh muamalah yang menguntungkan dan memakmurkan bagi semua.
Kemandirian merupakan resultante dari sikap mandiri, sinergi dan kolaborasi yang dilakukan bersama-sama secara harmoni dan berkeadilan, yang dilandasi nilai-nilai moral keagamaan dan kemanusiaan dalam mewujudkan sebuah cita-cita bersama demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan bagi segenap anak bangsa. Demi cita-cita bersama menghadirkan keamanan, ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan. Hidup di sebuah negeri yang “gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo”. Gemah ripah adalah negara yang luas dan banyak rakyatnya. Loh jinawi artinya subur makmur. Toto tentrem kerto raharjo menggambarkan keadaan suatu negara yang tertib, tentram, sejahtera dan berkecukupan atas segala sesuatu yang dibutuhkan.
Wallahu’alam
_Tegalmulyo, 14 Desember 2024_