Oleh : Khafid Sirotudin
Banyak cara dilakukan seseorang, organisasi, institusi dan perusahaan dalam memperingati hari kelahiran. Sebutannya pun beraneka ragam : Ultah (Ulang tahun), Milad, Harlah (Hari lahir), Anniversary, Ambal Warsa, dan sebagainya. Intinya adalah mensyukuri nikmat Tuhan atas apa yang telah dilaluinya selama setahun, dua tahun dan seterusnya.
Ulang tahun bisa dirayakan dengan berbagai kegiatan yang menggembirakan dan pastinya ada acara makan bersama. Ada orang yang merayakan bersama keluarga besar di restauran atau kafe, ada kegiatan bersama karyawan di perusahaan, bukber (buka bersama) puasa ramadhan, ada juga yang merayakan bersama teman sekolah ataupun bersama anak yatim piatu di PAYM.
Sebagian umat atau sekelompok masyarakat ada yang mengadakan peringatan “ulang tahun kematian” seseorang yang dinilai sebagai tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh bangsa dan orang tuanya. Kegiatan “budaya keagamaan” yang digunakan pun beragam : khaul (setiap tahun), mitung dino (7 hari), matang puluh (40 hari), nyatus dino (100 hari), mendak (satu tahun), mendak pindo (2 tahun), nyewu (1000 hari), bahkan ada yang nyatus taun (seabad, 100 tahun).
Informasi Wedding Anniversary (Ulang Tahun Pernikahan) berawal dari WhatsApp Group (WAG) SMPN 1 Angkatan 1984 serta SMA Muhammadiyah 1 Weleri 1987. Bisa dimaklumi, mengingat sebagian besar (kurang lebih 60%) lulusan SMPN 1 Weleri melanjutkan sekolah ke SMA Muh1 Weleri. Salah satu SMA favourit di kabupaten Kendal pada era 1980-an. Banyak kakak kelas dan teman seangkatan di SMA berasal dari Mangkang Kota Semarang; Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Pegandon dan Cepiring Kabupaten Kendal, serta Gringsing kabupaten Batang. Kebanyakan siswi menjadi anak kos di rumah warga sekitar sekolah.
Sebutan Angkatan SD/SMP/SMA biasanya merujuk kepada tahun kelulusan, berbeda dengan Angkatan di perguruan tinggi yang biasa disematkan pada tahun masuknya. Tahun masuk awal kuliah biasanya sama, namun tahun kelulusan kebanyakan berbeda. WAG menjadi sarana komunikasi dan silaturahmi digital yang banyak diikuti teman sekolah kami. Setiap teman yang memiliki Satu HP, bisa berisi Dua nomor dari operator berbeda, dan menjadi anggota puluhan WAG.
Hakim, nama panggilan Muhammad Ali Hakim, adalah salah satu teman SMP sekaligus SMA saya. Setelah lulus SMA dia mendaftar Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI AD dan diterima. Sejak Bintara dia ditempatkan di luar Jawa dan lama bertugas di Papua. Dia telah berkeluarga dan sekarang bertempat tinggal di Sorong, Papua Barat Daya. Setiap hari kami berkomunikasi melalui Jamiyyah Whatsappiyah WAG.
Sudah dua kali kami berkunjung ke Sorong, seingat saya tahun 2005 dan 2006. Namun waktu itu belum “usum” (musim, ramai) WAG sehingga belum sempat bertemu dengan Hakim. Betapa pun kemajuan Teknologi Informasi (TI) telah memberikan kemudahan akses informasi, memperkuat hubungan pertemanan sekolah/kuliah, dan mempermudah komunikasi virtual atau online dengan rekan sejawat dan mitra usaha. Tentunya TI ada side-effect negatifnya bagi anak yang belum cukup usia, serta sebagian orang dewasa yang gagap teknologi dan minim literasi digital.
Joko Susilo alias Joksil merupakan teman sekolah SMP dan SMA seperti Hakim. Kami lahir dan besar di Weleri, sebuah kecamatan paling Barat dari wilayah Kabupaten Kendal. Joksil bersama istri (Nunuk) punya usaha warung makan Taoto yang menyatu dengan rumah. Lokasinya tidak berada di pinggir jalan desa atau kabupaten, tetapi masuk sedikit (3 rumah) melewati gang kecil di dukuh Tempel desa Bumiayu kecamatan Weleri. Beruntung sekarang ada TI, dimana semua kebutuhan informasi, promosi dan eksekusi dapat dilakukan dengan mudah.
Ceritanya, Hakim mau mengadakan ultah pernikahan (wedding anniversary) yang ke 31 pada 6 Februari 2025 mendatang. Dia kepingin mengadakan syukuran bersama teman-teman SMP dan SMA, terutama tinggal di Weleri dan sekitarnya. Problemnya, Hakim dan Istri baru bisa cuti pada lebaran mendatang. Sedangkan teman-teman di Weleri tidak mungkin datang ke Sorong hanya sekedar untuk ikut serta merayakannya.
Alhasil, atas “eguh-pertikel” (cara atau siasat) dari Wawan (Ridwan Mulyanto) inisiator forum “Jaduman” dibuatlah acara sederhana di warung milik Joksil, hari Ahad 2 Februari 2025 jam 10.00 hingga 15.00. Jaduman adalah kegiatan ngobrol bersama teman yang biasanya dilakukan malam hari. Teman-teman SMP dan SMA bisa menghadiri pagi atau siang hari sesuai waktunya masing-masing.
Jadilah acara ultah pernikahan ke 31 Hakim dengan Fauziah Adjudant diadakan di warung atau rumah Joksil. Setidaknya 40-an teman bisa menghadiri perhelatan ini, meskipun tidak semua bisa bertemu dalam satu waktu (1-2 jam). Apalagi saat ini wulan Ruwah, bulan dimana banyak orang Jawa mengadakan hajatan menikahkan anaknya. Saya pribadi baru bergabung setelah Dzuhur, sehabis menerima tamu besan dari Semarang.
Walaupun tempat tinggal kami berjauhan –Antar Kota Antar Provinsi (AKAP, seperti trayek bus umum)– tetapi masih bisa melakukan acara secara hybrid, offline dan online melalui video call. Yang mahal dan bernilai itu kesempatan bertemu langsung teman-teman sekolah, serta dapat ngobrol dan tertawa bahagia. Sekaligus dapat berbagi, nguripi (menghidupi) dan ngrejekeni (memberikan rejeki) teman yang memiliki usaha warung (UMKM). Memberikan kesempatan shahibul hajat untuk bersedekah jariyah “mentraktir” makan minum teman-teman yang ikut serta merayakannya.
Sebuah pembelajaran hidup bermasyarakat, berteman dan bersahabat “seduluran selawase” (bersaudara selamanya). Guyub rukun tanpa sekat-sekat sosial, ekonomi, profesi dan jabatan. Setelah dirasa cukup, kami sempatkan bertandang ke rumah haji Sobirin, teman SMP juragan beras. Alamat rumahnya tidak begitu jauh dari warungnya Joksil. Kami membezuk dia, sepulang opname beberapa hari di Rumah Sakit. Alhamdulillah haji Sobir sudah terlihat sehat wal afiat.
Dua acara hari ini semakin memahamkan kami tentang ajaran agama yang menyatakan, bahwa “silaturahmi itu (akan) menambah rejeki, memperpanjang umur, menyembuhkan penyakit dan menolak bala’ (kesialan, santet)”.
Wallahu’alam
Pagersari, Ahad 2 Februari 2025