Oleh : Khafid Sirotudin
Menarik apa yang disampaikan Imam Kurdi, Dirut PT. Daya Surya Sejahterat (DSS-Suryamat) Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) PD Muhammadiyah Ponorogo, Jumat malam 26 Juli 2024 di D’Sultan Resto. Saat ini Suryamart baru memiliki 13 toko yang dikelola langsung oleh manajemen DSS, 15 toko milik PCM dan PRM, 120 toko mitra, serta 1600-an toko dan warung kelontong yang tersebar di seluruh cabang/kecamatan se kabupaten Ponorogo.
Suryamart merupakan jejaring toko retail modern yang mengusung motto “Murah, Ramah dan Islami” sejak tahun 2000. Sebuah tagline yang menuntut tata kelola yang baik agar dapat menjual produk (barang dan jasa) yang murah, melayani dengan ramah, serta mengamalkan nilai-nilai Islam yang rahmatal-lil-alamin dalam muamalah (perdagangan). Hari ini ada 2 agenda kami dari pagi hingga sore hari. Pertama, kunjungan lapangan ke 2 toko dan gudang Suryamart. Kedua, berkunjung dan berdialog dengan MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) di Joglo Kelengkeng.
Setidaknya ada 4 catatan penting atas pemaparan yang disampaikan Imam Kurdi (Dirut PT DSS), Siti Jamilah (Direktur Operasional) dan Aguk Suprawanto (Direktur Akuntansi/Keuangan), serta hasil dialog (tanya jawab), diantaranya :
Pertama, menjaga niat, proses dan tujuan berbisnis dengan landasan syariat agama.
Imam Kurdi menyampaikan kunci kesuksesan dalam berbisnis ada pada Qs. Al-Fathir ayat 29. Adapun dalam operasional perdagangan selalu mengingat pesan Tuhan dalam Qs. Hud ayat 84-85.
Kedua, semangat untuk bangkit dan berkembang dengan ilmu amaliah, amal ilmiah.
Tim manajemen PT DSS menjelaskan secara detail hal ihwal pengelolaan Suryamart. Tidak hanya soal bagaimana pengadaan barang agar mendapatkan harga murah dan wajar, supply and chain, manajemen stock barang, penataan barang, promosi dan pemanfaatan teknologi digital, juga soal ZIS dan perpajakan yang harus ditunaikan sesuai norma yang berlaku.
Semua berdasarkan ilmu dan laku bisnis, serta pengalaman panjang jatuh bangun mengelola Suryamart selama 25 tahun. Bahkan hal-hal teknis seperti bagaimana cara agar barang di toko tidak “dicuri/dikutil” oleh konsumen, serta tata cara menata barang yang baik beliau sampaikan. Intinya, tidak ada kesuksesan yang dapat diraih secara instan.
Ketiga, semangat berjamaah dalam berdagang dan berbagi/memberi dengan sesama.
PT DSS siap memberikan pendampingan dan kerjasama dengan entitas bisnis di lingkungan persyarikatan. Beliau juga mengharapkan LP-UMKM PWM Jateng dapat menghimpun berbagai toko milik BUMM, BUMWM dan BUM-AUM yang ada di Jateng untuk diberikan pendampingan dan atau kerjasama dengan PT DSS (Suryamart).
“Kami siap bersinergi dengan LP-UMKM Jateng untuk menciptakan jejaring toko retail modern di lingkungan persyarikatan agar mampu bersaing secara sehat di masyarakat”, kata Imam Kurdi. Bahkan sistem yang dimiliki Suryamart saat ini dipersilahkan untuk diduplikasi teman-teman pelaku bisnis retail UMKM di Jawa Tengah. Namun beliau mengingatkan agar dibuat kluster per PDM atau gabungan PDM terdekat agar efisien dan efektif dalam membangun networking.
Keempat, menyiapkan SDM yang jujur, unggul dan profesional.
Sumberdaya manusia yang jujur (bener) menjadi kunci utama keberhasilan sebuah bisnis. SDM yang jujur saja tidak cukup, mereka harus melengkapi diri dengan berbagai keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan berbisnis (pinter) secara baik dan profesional. Maknanya SDM yang benar-benar mumpuni dalam mengelola bisnis toko retail maupun grosir, fokus pada bidang yang digeluti (kober), dapat dipercaya dan bertanggungjawab (amanah), optimistis dan tidak mudah menyerah (semangat berkemajuan), serta bersinergi membangun kemandirian.
Kunjungan pertama kami di Toko Suryamart Jl. Soekarno Hatta, dekat samping kanan Masjid Duwur. Alasannya saat berdiri tahun 1938, hanya masjid ini yang memiliki 2 lantai sehingga terlihat “duwur” (tinggi). Masjid Duwur ini sebenarnya bernama masjid Darul Hikmah, nama yang disematkan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA). Masjid ini memiliki nilai historis dan berkaitan erat dengan perkembangan dakwah Muhammadiyah di bumi Reog. Di masjid ini pula risalah Khittah Ponorogo tahun 1969 dirumuskan.
Toko Suryamart yang kami kunjungi menggunakan aset PDM Ponorogo yang disewakan kepada PT DSS. Ditambah bangunan sampingnya yang menyewa milik orang lain, membuat Suryamart yang mengkhususkan berjualan retail ini terlihat laksana Toserba atau Supermarket. Pada salah satu bagian disediakan etalase yang menampung aneka makanan dan minuman produk UMKM dari BUEKA (Badan Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah) dan warga persyarikatan. Sedangkan di teras depan toko terpajang etalase khusus untuk menampung produk jajanan, kudapan dan kue basah dari UMKM warga persyarikatan sekitar. Sebagian space lainnya disewakan buat partner bisnis usaha kecil yang berminat.
Kunjungan kedua kami di toko Suryamart yang menjual secara retail dan grosir. Di bagian belakang toko, terdapat gudang yang lumayan luas dengan akses jalan cukup lebar untuk dilewati truk ¾ ban double kapasitas 5-7 ton. Toko Suryamart ini lebih banyak melayani grosiran untuk toko dan warung mitra yang berjumlah ratusan unit. Prinsip dagang yang dikembangkan adalah harga sama murahnya di tingkat konsumen (end-user) dengan harga yang dijual toko Suryamart Retail. Sehingga konsumen yang membeli produk yang sama pada toko Suryamart maupun di toko/warung mitra harganya sama.
Sesi terakhir PT DSS, kami serombongan mengunjungi Gudang Suryamart. Saya menumpang mobilnya mas Sugeng PDM menuju gudang yang lokasinya berada di pinggiran kota Ponorogo. Gudang ini diresmikan Buya Anwar Abbas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 28 April 2018. Seiring berkembangnya skala bisnis Suryamart, dibangun 2 unit gudang yang masih berada dalam satu komplek. Saya menyaksikan 6 truk tronton di depan pintu gerbang gudang, di pinggir jalan nasional untuk mengantri jadwal pembongkaran muatan barang.
Satu truk tronton terlihat sedang membongkar barang di Gudang 1, sementara 2 truk ¾ double sedang menaikkan beberapa jenis barang untuk dikirimkan ke beberapa toko Suryamart. Meski karyawan-wati PT DSS yang bekerja di gudang tidak begitu banyak, tetapi aktivitas bongkar muat barang dari dan ke gudang telah memberikan pekerjaan dan penghasilan banyak orang. Setidaknya bagi puluhan sopir dan kernet truk, tenaga bongkar muat (BM) serta pemilik kedai makan sekitar gudang yang melayani karyawan-wati, sopir, kernet dan kuli BM saat istirahat siang. Sebuah multiplier effect ekonomi yang menggembirakan banyak orang.
Melihat dari dekat Gudang Suryamart ini, kami menyaksikan bahwa skala bisnis Suryamart sudah menyamai jaringan bisnis Alfamart dan Indomart dalam satu kawasan kabupaten-kota. Setidaknya berdasarkan luas dan kapasitas gudang, serta aktifitas kelua masuk truk dan BM barang, sebagaimana saya pernah lihat pada gudang kedua jaringan toko retail itu di Semarang. Semoga Suryamart semakin berkembang besar dan luas jangkauannya, mampu menjadi pelaku bisnis retail dan grosiran yang handal, berjejaring kuat dan berkemajuan.
Wallahu’alam
Pagersari, 28 Juli 2024