Oleh : Ariq Fikria Niagasi
Koperasi digadang-gadang sebagai soko guru perekonomian nasional dengan sejarah yang panjang dan memiliki peran penting dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang menjadi penopang usaha rakyat dan perekonomian. Konsep ini tercermin dalam praktik koperasi selama ini, di mana koperasi selalu mengedepankan asas kekeluargaan mulai dari perhimpunan dana hingga penggunaan anggaran. Sistem penghimpunan melalui simpanan wajib dan simpanan pokok menjadi salah satu indikator kepemilikan koperasi. Di mana koperasi ini dimiliki oleh masyarakat umum yang terdaftar sebagai anggota melalui simpanan wajib dan simpanan pokoknya. Yang akhirnya koperasi dijalankan layaknya usaha dan pembagian hasil kepada seluruh anggota koperasi.
Koperasi sudah mencatatkan sejarah panjang sebagai bagian dari perekonomian Indonesia terutama pada sektor perekonomian makro. Meningkatnya kesejahteraan anggotanya melalui prinsip kekeluargaan dan keadilan ekonomi adalah menjadi tujuan utama koperasi. Tetapi perkembangan teknologi digital di era distrupsi hari ini memunculkan marketplace marketplace di tengah masyarakat seperti ,Shopee Tokopedia dan Bukalapak akan memberikan tekanan besar pada keberadaan koperasi. Berdasarkan data badan pusat statistik menyebutkan, tahun 2017 jumlah koperasi aktif masih mencapai angka 152.174 koperasi. Tapi pada tahun 2021 badan pusat statistik mencatat hanya ada 127.846 operasi yang aktif. Sangat dirasakan penurunan yang sangat drastis selama 4 tahun jumlah koperasi yang ada di Indonesia. Ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah ,pengelola koperasi dan masyarakat.
Marketplace yang muncul di tengah-tengah masyarakat menawarkan berbagai kemudahan atas kebutuhan masyarakat Indonesia hari ini. Hal ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi koperasi tradisional. Dengan kemudahan layanan melalui aplikasi, konsumen dengan sangat cepat mendapatkan produk yang mereka butuhkan saat itu juga hingga sampai di tangan mereka Tanpa mereka keluar rumah. Di sisi lain persaingan harga dan berbagai bentuk promosi yang besar besaran seperti diskon ,cashback dan gratis ongkos kirim menjadi hal yang sulit ditandingi oleh koperasi yang masih berpikir hanya sebatas bertahan hidup saja. Hal ini disebabkan karena perubahan perilaku konsumen di era sekarang ini yang selalu ingin dimudahkan dalam mendapatkan sesuatu. Mereka pasti akan mempertimbangkan membeli produk di koperasi dengan membandingkan produk yang ada di marketplace.
Di sisi lain, sistem simpanan yang ada di koperasi yang harus rutin dikumpulkan sebagai modal usaha. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi koperasi “menagih” anggotanya untuk aktif membayar simpanan wajib dan simpanan pokok. Hal ini terjadi di koperasi-koperasi yang mereka berdiri sendiri bukan sebagai koperasi pegawai. Koperasi pegawai tentu simpanan wajib dan simpanan pokok dipotongkan dari gaji mereka. Sehingga untuk modal koperasi masih bisa berjalan lancar. Ini juga disebabkan karena anggota koperasi sudah mulai berpikir produktivitas koperasi ini belum tentu menjanjikan seperti usaha di marketplace. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, koperasi harus mengambil langkah-langkah strategis untuk bisa bertahan hidup di era disrupsi hari ini.
- Koperasi harus beradaptasi dengan digitalisasi hari ini. Langkah digitalisasi koperasi sangat penting bagi keberlangsungan operasional koperasi seperti menggunakan manajemen digital melalui platform platform e-commerce yang itu dapat digunakan untuk memperluas pasar produk mereka. Selain itu sistem pembayaran digital yang dapat digunakan oleh koperasi juga sangat mempengaruhi akan keberlangsungan hidup koperasi. Di mana nantinya digitalisasi koperasi ini dapat memudahkan konsumen untuk melakukan sistem pembayaran dompet digital. Di sisi lain dengan adanya digitalisasi dalam koperasi juga dapat meminimalkan biaya pengeluaran tenaga kerja, operasional, dan keefektifan dalam kinerja koperasi. Dengan kemudahan-kemudahan yang dapat ditawarkan kepada masyarakat secara umum, koperasi akan lebih dapat merangkul dan menjadi pilihan berbelanja masyarakat.
- Merangkul platform digital. Kolaborasi dengan platform digital bisa menjadi langkah yang efektif dan efisien. Orientasi koperasi harus melihat marketplace yang berkembang hari ini adalah sebagai mitra atau peluang yang baik bukan justru malah menjadi sebuah ancaman. Karena hari ini marketplace sudah menjadi salah satu pilihan masyarakat bahkan dapat mengalahkan pasar-pasar ritel yang ada di sekeliling kita. Masyarakat kita tidak berpikir lagi toko yang ada di depan rumah menjadi pilihan, karena mereka berpikir produk yang ada di e-commerce atau marketplace ini menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan juga dengan adanya sistem pengiriman yang cepat dapat memudahkan pelanggan tanpa harus keluar rumah.
- Value Proposition Koperasi. Koperasi perlu berfokus pada value proposition atau nilai jual yang unik yang di miliki. Sistem koperasi yang tidak dimiliki oleh badan usaha lain yaitu asas kebersamaan dan asas kekeluargaan yang diterapkan dalam prinsip koperasi. Ini betul-betul harus dijaga, karena ini menjadi salah satu kunci kesuksesan koperasi dalam bersaing dengan ekonomi ekonomi ritel lainnya.
- Penanaman Jiwa Perkoperasian Jangan dianggap remeh, anggota koperasi ini tidak membayar simpanan wajib dan simpanan pokoknya. Justru ini menjadi akar permasalahan yang pertama yang dapat merobohkan sistem perekonomian koperasi itu sendiri. Dengan prinsip ini pengelola dan anggota koperasi harus bersama-sama untuk kesadaran mengenai literasi digital mereka. Ketika pengelola dan anggota koperasi sadar bahwasanya simpanan wajib dan simpanan pokok yang rutin mereka bayarkan itu akan mempengaruhi perkembangan dari koperasi itu sendiri. Tetapi kalau anggota dan pengelolanya pun tidak menyadari itu dengan alasan apapun , maka sistem perekonomian koperasi akan benar-benar ditinggalkan oleh anggota dan masyarakat secara umum. Pentingnya literasi keuangan perekonomian bagi pengelola dan anggota perlu sangat diperhatikan. Edukasi seperti ini bukan hanya untuk sebatas formalitas sosialisasi maupun pembelajaran saja. Tetapi bagaimana edukasi ini dapat benar-benar diterima dapat benar-benar ditanamkan dalam ruh anggota koperasi agar mereka benar-benar menyadari bukan hanya sebatas instruksi. Karena ketika kita sudah mulai menanamkan jiwa-jiwa kesadaran edukasi dalam koperasi, maka anggota koperasi akan memiliki rasa untuk saling menopang untuk saling bersama-sama mengembangkan koperasi. Bukan hanya sebatas orang yang terdepan saja yang bertanggung jawab akan keberlangsungan koperasi ,tetapi anggotanya akan mulai tersadarkan bagaimana tanggung jawab itu juga melekat pada dirinya sendiri.
- Kolaborasi Aksi. Peran pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berfokus pada bidang koperasi dan UMKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan koperasi. Dukungan oleh instansi-instansi yang memiliki wewenang itu sangat diperlukan. Mereka dapat memberikan bantuan-bantuan berupa teknis, pendanaan maupun kebijakan-kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi melalui koperasi ini di era digital. Dengan adanya dukungan dengan adanya support dari pemerintah maupun lembaga yang mereka berfokus pada koperasi ini akan menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengembangkan dan untuk menguatkan keberadaan koperasi di tengah-tengah masyarakat. Ini pentingnya digitalisasi kolaborasi dan aksi bagi semua pihak baik dari internal koperasi maupun dari pemerintah dan lembaga kemasyarakatan untuk tetap mempertahankan koperasi menjadi soko guru perekonomian Indonesia.