Oleh : Khafid Sirotudin
Bertempat di D’Sultan Resto milik mas U’un, Ketua MEBP PDM Ponorogo, kami mengadakan pertemuan secara khusus dengan teman-teman MEBP, Direksi dan manajemen PT Daya Surya Sejahtera (DSS) : BUMM (Badan Usaha Milik Muhammadiyah) pengelola Suryamart, LAZISMU PDM Ponorogo. Resto yang beralamat di Jl. Poncowolo Kradegan, Kepatihan kecamatan dan kabupaten Ponorogo ini tergolong unik, estetik dan fungsional untuk berbagai keperluan. Dilengkapi dengan kolam renang mini, kolam ikan, gazebo dan ruang pertemuan tertutup full AC maupun ruang terbuka full AJ (Angin Jendela).
Pertemuan diawali dengan jamuan makan malam (dinner) secara buffet prasmanan dengan sup ayam panas yang menghangatkan badan. Dilengkapi beberapa macam lauk pauk penggugah selera dan kerupuk sebagai pelengkap. Disediakan minuman hangat kopi dan teh, serta mineral water dan es soft drink bagi yang suka minuman dingin. Bila pertemuan tadi siang di Rektorat UMPO bersifat formal, pertemuan malam ini lebih bersifat non formal dan sersan (serius tapi santai). Setidaknya terlihat dari dress code yang dikenakan peserta Sharing Session (Sessi Berbagi). Pertemuan forum “ngangsu kaweruh” (menimba ilmu dan pengalaman bisnis) dari praktek terbaik pelaku bisnis Retail dan Grosir Suryamart, serta inovasi dari LAZISMU Ponorogo dalam berkiprah secara pro-aktif menggerakkan dan mengembangkan UMKM.
Forum sharing session dihadiri ayahanda PDM Sugeng W, sarjana alumnus UMS yang dahulu sering bertemu di gedung PWM Jateng, Jl. Singosari 33 Semarang. Tatkala saya masih aktif sebagai Wakil Ketua PW-IPM Jateng, tahun 1987-1990. Dari DSS/Suryamart hadir Imam Kurdi (Dirut), Siti Jamilah (Direktur Operasional) dan Aguk Suprawanto (Direktur Akuntansi dan Keuangan). Forum juga dihadiri Ketua dan beberapa pimpinan MEBP, Ketua MPM Bambang Triono dan Wakil Ketua Sutrisno.
Sinergi PDM dengan PTM, kolaborasi program dan bisnis antar UPP dan ORTOM PDM (MEBP /LP-UMKM, MPM, MPKU, LAZISMU, PD Aisyiyah) dengan BUMM, serta kerjasama UPP PDM dengan berbagai pemangku kepentingan (Stakeholders) menjadi salah satu tujuan kami belajar dari sumbernya. Kami ingin melihat dan merasakan secara langsung “aura relasional” yang otentik di lingkungan PDM, PTM, UPP beserta unit bisnis milik BUMM, BUMWM (Badan Usaha Milik Warga Muhammadiyah) dan BUM-AUM (Badan Usaha Milik AUM).
Forum sessi malam ini kami fokuskan untuk belajar tata kelola Suryamart dan inovasi program LAZISMU untuk pelaku UMKM. Sedangkan Sabtu besok pagi hingga siang kami gunakan untuk kunjungan lapangan ke beberapa toko retail dan grosir, pergudangan logistik Suryamart serta melakukan farm-trip ke markas MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) “Joglo Kelengkeng”.
Pendirian Suryamart (PT DSS) dilandasi semangat untuk berdikari dan mandiri dalam merintis usaha bisnis untuk memenuhi kebutuhan pokok warga dan masyarakat Ponorogo. Di-SK-kan oleh PDM Ponorogo tahun 1997 dan memulai usaha tahun 1999 dengan menghimpun modal dari kalangan warga dan AUM. Suryamart pernah mengalami masa sulit di awal beroperasinya toko retail. Pertama, mengalami kerugian finansial sebesar Rp 850 juta dari modal awal Rp 750 juta. Kedua, pada tahun 2011 mengalami kerugian hingga Rp 6 Milyar.
Dirut PT DSS, Imam Kurdi menjelaskan perjalanan Suryamart secara jujur dan terbuka. Imam juga menerangkan bagaimana menghadapi tekanan dari internal dan eksternal atas tanggungan hutang dan kerugian sebesar itu. Namun dia tidak menyerah atas kondisi perusahaan merugi. Akhinya dia agunkan ke Bank atas semua aset milik pribadi, berupa rumah/bangunan dan tanah yang dimiliki untuk menutup hutang dan kerugian tersebut. Sebuah kenekatan dan keberanian yang luar biasa sebagai Direktur Utama PT DSS.
Sebagaimana hukum alam menyatakan bahwa sebuah bisnis yang sukses pastilah sebuah badan usaha yang telah mampu melewati zaman dan berhasil menyelesaikan berbagai macam rintangan, tantangan dan hambatan yang dijumpai. Imam Kurdi menjawab pertanyaan kami “pernahkan Suryamart menghadapi kegagalan usaha dan masa sulit dalam berbisnis?”. Imam menjawab semua pertanyaan dari teman-teman LP-UMKM PWM Jateng berdasarkan data “business record” dan faktual, jujur dan otentik. Suatu laku sosial ekonomi praktisi bisnis yang tidak setiap orang mau dan mampu secara fairness mengatakan yang sesungguhnya terjadi.
Kami menjadi semakin memahami jika keberhasilan Suryamart saat ini merupakan sebuah ihtiar panjang selama 25 tahun dalam menggeluti dunia retail dan grosir. Berbeda dengan tawaran franschiser dari jaringan toko retail modern sejenis yang gemar memberikan harapan kepastian keuntungan tanpa pernah mengatakan resiko “buntung” (merugi) atas setiap investasi dan modal kerja yang dikucurkan. Semua daging dan daging semua tanpa tulang apalagi duri.
Imam Kurdi berpesan agar dalam memulai dan mengelola bisnis BUMM meluruskan niat dan tujuannya. Kegagalan yang pernah dialami Suryamart lebih disebabkan adanya oknum-oknum pengelola serta karyawan yang tidak jujur, tidak amanah, mal-administrasi dan mal-praktek. Belajar dari sebuah pengalaman (kegagalan) adalah guru yang terbaik.
Imam mengingatkan agar tidak melalaikan kunci kesuksesan usaha sebagaimana tersebut dalam Qs. Al-Fathir ayat 29 : rajin iqra’ (membaca dan memahami) al-Quran, mendirikan shalat tepat waktu dan gemar berinfaq/shadaqah. Dalam operasional usaha dan pelayanan kepada konsumen jangan sampai melalaikan pesan Tuhan Qs. Hud ayat 84-85, yaitu jangan mengurangi ukuran/ timbangan dan jangan membuat orang (konsumen) sakit hati dan kecewa. Berlandaskan pesan moral ayat ini, maka Suryamart mengusung motto “Murah, Ramah dan Islami”. Sebuah tagline yang menuntut Suryamart mampu menghadirkan barang yang murah, melayani dengan ramah, serta melandasi bisnis dengan nilai-nilai Islam yang rahmatal lil alamin.
Selain value (nilai) dasar dalam berbisnis, Imam Kurdi juga menerangkan secara teknis aplikatif terkait pemilihan lokasi yang strategis dan ukuran toko yang ideal, penataan barang yang baik dan menarik, bagaimana mendapatkan barang yang berkualitas sama dengan toko lain namun berharga lebih murah, supply and chain produk, serta cara mengurangi resiko kehilangan barang agar tidak “dikutil” alias diambil secara tidak sah oleh konsumen atau oknum karyawan.
Dari LAZISMU PDM Ponorogo memaparkan inovasi program berupa “bankziska”. Sebuah ihtiar untuk membebaskan mustahik pelaku usaha ultra mikro dan mikro terbebas dari jeratan rentenir alias “bank thithil”, yang dibarengi dengan pembinaan dan pemberdayaan spiritual (semangat) berbisnis agar mampu bertahan dan bisa naik kelas dari mustahik menjadi muzakki.
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, satu jam lebih dari waktu pelayanan D’Sultan Resto tutup (22.00 WIB). Pertemuan malam ditutup dengan hamdalah dan sessi foto bersama. Terimakasih saudaraku MEBP, PT DSS/Suryamart, LAZISMU dan PDM Ponorogo atas ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman panjang dalam mengelola bisnis retail dan grosir secara berjamaah di lingkungan persyarikatan. Teriring doa dan harapan semoga Suryamart semakin sukses, makin berkembang dan bermanfaat bagi umat, warga dan persyarikatan.
Sebetulnya masih ada satu agenda yang telah dijadwalkan LO malam ini, yaitu mengunjungi “pasar malam” yang menjajakan aneka kuliner makanan dan minuman di jantung kota Ponorogo. Sebagai amirul rombongan, saya menawarkan kepada teman-teman sesaat mobil yang membawa kami berjalan keluar dari halaman D’Sultan Resto. Sebagian besar (75%) menghendaki pulang ke penginapan, mengingat besok pagi agenda kegiatan dimulai jam 07.15 WIB sekaligus check-out. Akhirnya saya putuskan dok…dok…dok…rombongan kembali ke hotel untuk istirahat.
Ponorogo : 27 Juli 2024