Jakarta 15 November 2024, Samuel Wattimena, anggota Komisi VII DPR RI dari Dapil Jawa Tengah I, bertemu dengan Triawan Munaf, mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) periode 2015-2019, di Clio Cafe Plaza Senayan, Jakarta. Pertemuan ini membahas strategi untuk memperkuat industri kreatif Indonesia yang dinilai memiliki potensi besar sebagai pilar ekonomi nasional dan global.
Kepemimpinan Visioner untuk Keberlanjutan Industri Kreatif
Samuel Wattimena menekankan pentingnya kepemimpinan visioner dan berkelanjutan dalam menjaga keberlangsungan industri kreatif. Menurutnya, selain kebijakan yang baik, komitmen konsisten dari pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan. “Industri kreatif Indonesia memerlukan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi, tetapi juga berani mengambil langkah nyata,” ujarnya.
Samuel menyoroti keberhasilan BEKRAF dalam mengeluarkan kebijakan relaksasi regulasi pada sektor perfilman, yang kini mampu menguasai pasar domestik. Hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang tepat dapat membuka jalan bagi kemajuan industri kreatif.
Meningkatkan Daya Saing Global
Triawan Munaf menegaskan pentingnya menjadikan industri kreatif Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang mampu bersaing di pasar global. Menurutnya, Badan Ekonomi Kreatif dibentuk untuk mendukung pengembangan kekayaan budaya dan intelektual Indonesia. Triawan juga mengingatkan agar proteksi pemerintah tidak terlalu ketat, sehingga kompetisi di tingkat lokal dapat meningkatkan kualitas sektor ekonomi kreatif secara nasional.
Ia mencontohkan keberhasilan Korea Selatan dalam membangun industri kreatif yang kuat melalui kebijakan yang tepat dan konsisten. “Indonesia bisa mencapai hal serupa jika kita belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman,” jelasnya.
Pengukuran Perkembangan dan Penguatan Ekosistem
Triawan mengusulkan agar Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei mendalam terkait sektor ekonomi kreatif. Dengan data yang akurat, kebijakan yang dibuat dapat lebih tepat sasaran dan memberikan dorongan yang dibutuhkan oleh sektor-sektor dengan potensi terbesar. “Tanpa data yang jelas, kita tidak bisa mengetahui posisi Indonesia dalam peta industri kreatif global dan subsektor mana yang perlu dikembangkan lebih lanjut,” katanya.
Fokus pada Potensi Jawa Tengah
Samuel Wattimena menyoroti potensi besar industri kreatif di Jawa Tengah, terutama di Dapil Jawa Tengah I. Ia menekankan perlunya kebijakan yang fokus dan pembinaan berkelanjutan untuk membantu pelaku industri kreatif di daerah tersebut agar dapat bersaing di pasar global. “Jawa Tengah memiliki banyak potensi kreatif yang belum sepenuhnya tergali. Kita perlu kebijakan yang lebih fokus untuk mengembangkan potensi ini,” ujar Samuel.
Perlindungan Kekayaan Intelektual
Salah satu isu utama dalam pertemuan ini adalah perlunya perlindungan kekayaan intelektual yang lebih baik. Triawan menekankan pentingnya koordinasi antara Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Hukum dan HAM untuk menciptakan regulasi yang mendukung industri kreatif. “Tanpa perlindungan yang memadai, pelaku industri kreatif tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada. Regulasi yang tepat adalah kunci agar karya-karya kreatif Indonesia dapat dihargai di pasar global,” ungkap Triawan.
Harapan ke Depan
Samuel Wattimena menutup pertemuan dengan harapan agar sebagai wakil rakyat, dirinya dapat menjembatani kebutuhan pelaku industri kreatif dengan pemerintah. “Kami akan terus mendorong regulasi yang mendukung perlindungan dan pengembangan industri kreatif, sehingga produk-produk lokal dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional,” pungkasnya.Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat industri kreatif Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi global di masa depan.