Oleh : Suwatno Ibnu Sudihardjo
Industri ayam goreng atau fried chicken kini menjadi fenomena yang mendunia, terutama di Indonesia. Selain menjadi makanan favorit masyarakat, sektor ini mampu memberikan dampak besar terhadap perekonomian. Bisnis ayam goreng telah tumbuh pesat, menyerap tenaga kerja, menggerakkan berbagai sektor, dan menciptakan peluang usaha baru. Sebagai organisasi dengan jaringan luas dan komitmen untuk memajukan kesejahteraan umat, Muhammadiyah memiliki peluang besar untuk berperan dalam mengembangkan sektor ini dan membangun kemandirian ekonomi umat.
Industri Ayam Goreng: Menggerakkan Rantai Pasokan Ekonomi
Makanan berbasis ayam, khususnya ayam goreng, adalah hidangan yang sangat digemari di Indonesia. Mulai dari warung kecil hingga restoran cepat saji besar, bisnis ayam goreng mampu menggerakkan berbagai sektor ekonomi. Bisnis ini tidak hanya melibatkan pengusaha makanan, tetapi juga peternak, petani, produsen bahan baku seperti minyak goreng, pengusaha kemasan makanan, dan layanan pengantaran seperti ojek online. Semua pihak ini memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan peternakan unggas di Indonesia pada 2022 mencapai 442 perusahaan, meningkat signifikan sebesar 13% dibandingkan 2018. Provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah peternakan ayam terbanyak, diikuti oleh Banten dan Jawa Tengah. Peternakan ayam ini menjadi penopang utama dalam industri ayam goreng, menyediakan pasokan ayam untuk kebutuhan bisnis makanan.
Sektor yang Terlibat dalam Industri Ayam Goreng
Selain peternakan ayam, berbagai sektor lain juga merasakan manfaat dari berkembangnya industri ayam goreng. Misalnya:
- Petani tomat dan cabai, yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan saus dan bumbu ayam goreng.
- Petani kelapa sawit, yang menyediakan bahan baku utama untuk minyak goreng.
Dengan demikian, bisnis ayam goreng bukan hanya menguntungkan pelaku usaha langsung tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan perekonomian lokal. Selain itu, sektor distribusi dan pengemasan makanan turut diuntungkan. Produk ayam goreng dipasarkan melalui gerai, restoran, dan platform daring seperti GoFood atau GrabFood, yang membuka peluang bagi pengusaha kecil dan menengah, termasuk UMKM, untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.
Ekosistem Industri Ayam Goreng: Dari Peternak Hingga Pengusaha Makanan
Dalam perjalanan bisnis ayam goreng, ekosistem yang terbentuk sangat beragam. Sektor peternakan ayam menjadi tumpuan utama, memenuhi permintaan pasokan yang terus meningkat. Selain itu, sektor pengolahan dan distribusi bahan makanan seperti minyak goreng dan bahan bumbu juga ikut berkembang. Bisnis ayam goreng lokal, seperti Ayam Geprek Bensu, Sabana Fried Chicken, dan Hisana, menunjukkan bahwa sektor ini dapat berkembang pesat dengan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar.
Perkembangan teknologi digital juga memungkinkan banyak usaha ayam goreng lokal memanfaatkan aplikasi untuk memperluas jangkauan pasar dan memaksimalkan efisiensi operasional. Hal ini membuktikan bahwa bisnis ayam goreng tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan besar, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengusaha lokal dan UMKM.
Muhammadiyah dan Peranannya dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Umat
Seiring dengan pesatnya perkembangan industri ayam goreng, Muhammadiyah memiliki peluang untuk berperan aktif dalam mengembangkan sektor ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Membangun Ekosistem Bisnis Lokal yang Mandiri
Muhammadiyah dapat menggerakkan pengusaha muda dan kader untuk membuka usaha ayam goreng berbasis lokal dengan memberikan pelatihan dan dukungan teknis. Hal ini akan membantu pengusaha lokal bertumbuh sekaligus memperkenalkan produk ayam goreng lokal yang berkualitas tinggi dan harga bersaing. Dengan pendekatan berbasis teknologi, Muhammadiyah juga dapat membantu pengusaha ayam goreng memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk ke pasar yang lebih luas.
Selain itu, melalui jaringan distribusinya, Muhammadiyah dapat memperkenalkan produk ayam goreng lokal kepada masyarakat luas. Kerjasama dengan lembaga sosial dan ekonomi Muhammadiyah dapat memperkuat ekosistem bisnis yang ada dan membantu pelaku usaha mengakses pasar lebih luas.
Pemberdayaan Peternak dan Petani Melalui Rantai Pasokan yang Berkelanjutan
Muhammadiyah perlu memberikan perhatian kepada peternak dan petani yang terlibat dalam rantai pasokan industri ayam goreng. Program pemberdayaan bagi peternak ayam serta petani bahan baku seperti cabai, tomat, dan kelapa sawit dapat membantu mereka meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dengan pelatihan dan bantuan untuk meningkatkan produktivitas, Muhammadiyah dapat menciptakan industri ayam goreng yang berkelanjutan secara ekonomi dan ramah lingkungan.
Menggerakkan Ekonomi Umat Melalui Bisnis Lokal yang Mandiri
Industri ayam goreng di Indonesia telah terbukti memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi berbagai sektor. Saatnya Muhammadiyah mengambil peran penting dalam mengembangkan sektor ini dengan memperkuat ekosistem bisnis ayam goreng lokal yang mandiri dan berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari peternak, petani, hingga pengusaha, Muhammadiyah dapat menciptakan lapangan kerja, mempercepat pemerataan ekonomi, dan memajukan kesejahteraan umat.
Suwatno Ibnu Sudihardjo
Jaringan Saudagar Muhammadiyah Banyumas
081327210450