Oleh : Edy Darmoyo
Beberapa waktu lalu, sebuah komunitas bisnis di Kudus menghubungi saya untuk memberikan bantuan kepada anggotanya yang sedang resah karena usahanya mandek. Ketika saya bertanya tentang apa yang mereka butuhkan, jawabannya adalah bimbingan khusus agar bisa mengatasi masalah dalam usahanya, terutama masalah penjualan.
Akhirnya, saya menawarkan sebuah forum Klinik Bisnis kepada mereka. Di forum tersebut, saya bertemu dengan pelaku UMKM yang memiliki usaha variatif, mulai dari penjualan Ayam Geprek, servis elektronik, kursus bahasa Arab, penjahit, herbalis, hingga produksi roti. Di awal sesi, saya bertanya tentang harapan mereka dari Klinik Bisnis ini. Jawaban mereka beragam, namun intinya sama, yaitu ingin menemukan cara agar usaha mereka bisa berkembang di tengah kondisi yang terasa berat.
Karena ini adalah Klinik Bisnis, saya tidak menggunakan metode training, melainkan metode coaching dan mentoring. Saya harus menemukan apa masalah yang mereka hadapi, mengidentifikasi akar masalahnya, dan merangsang mereka untuk menemukan opsi langkah-langkah yang bisa mereka ambil. Tentu, di awal sesi saya membekali mereka dengan pemahaman tentang pentingnya berpikir, perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset, serta contoh-contoh yang menunjukkan hasil ketika kita mampu menata pikiran. Terutama, memahami arti sebuah masalah, bahwa masalah hadir atas izin Allah untuk mengingatkan dan menguatkan kita.
Setelah mereka siap, saya memulai dengan bertanya, “Apa arti masalah yang sedang dihadapi dan apa tujuannya?” Meskipun lambat, semua peserta akhirnya bisa menjawab dengan baik. Inilah perbedaan antara training dan coaching, di mana dalam coaching peserta harus mampu menjawab pertanyaan yang merangsang proses berpikir. Dengan metode ini, kita bisa mengetahui kemampuan masing-masing peserta dalam menghadapi masalah.
Setelah dirasa benar-benar siap, saya membagikan lembar kerja yang berisi 5 Pertanyaan Fundamental kepada peserta. Pertanyaannya cukup panjang, namun intinya adalah menanyakan: apa masalah yang saat ini dihadapi, apa penyebabnya, apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi, apa yang perlu dipelajari atau disiapkan, dan apa yang harus segera dilakukan. Kemudian, saya memberi mereka waktu untuk mengisi 5 pertanyaan tersebut.
Saat mengisi, ada beberapa peserta yang membutuhkan bantuan untuk menjawab. Di sini, metode mentoring diperlukan untuk membimbing kemampuan berpikir mereka. Sebanyak 90% peserta merasa sangat terbantu dengan cara ini. Mereka seperti menemukan ide-ide baru, gagasan baru, rencana baru, dan tiba-tiba muncul solusi baru yang selama ini tidak pernah mereka pikirkan.
Apakah ini luar biasa? Tentu tidak. Ini adalah sesuatu yang wajar terjadi ketika kita benar-benar fokus berpikir untuk menemukan solusi dari masalah kita. Pertanyaan dengan format tertentu mampu merangsang kekuatan berpikir, mengasah kecerdasan kita, dan memaksa otak untuk bergerak lebih aktif, sehingga ide-ide pun akhirnya keluar dengan mudah. Selanjutnya, tinggal bagaimana komitmen mereka untuk benar-benar menjalankan solusi yang mereka dapatkan.
Tulisan ini menggambarkan betapa pelaku UMKM sebenarnya memiliki kemampuan berpikir dan bisa menemukan cara menyelesaikan masalah mereka sendiri. Namun, saat mereka mentok, bantuan sangat dibutuhkan. Bantuan tersebut ternyata bukan hanya tambahan modal, tetapi bisa jadi bantuan untuk meningkatkan kualitas berpikir mereka, yang jauh lebih penting.
Semarang, 3 September 2024
*) Master Trainer and Coach, Owner TPC Corporation dan Susu GOLDBRAIN, Bidang Pengembangan SDM LPUMKM PWM Jateng.