Oleh Margo Hutomo
Dalam sebuah kesempatan, Nabi Ibrahim AS mengajukan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Beliau bermunajat kepada Allah SWT agar diberikan jawaban atas pertanyaannya, yaitu: “Bagaimanakah menghidupkan orang yang (hati dan akalnya) sudah mati dan sebuah negeri yang telah hancur?” (QS. Al-Baqarah: 260).
Allah SWT kemudian menjawab melalui wahyu dalam QS. Al-Baqarah ayat 264. Intisari dari wahyu tersebut menekankan bahwa untuk menghidupkan orang yang hati dan akalnya sudah mati, yang berakibat pada hancurnya sebuah negeri, diperlukan sosialisasi shodaqoh. Shodaqoh dapat berupa pemberian material (seperti zakat, infak, hibah, dan wakaf) maupun non-material, seperti senyuman, keramahan, penghormatan kepada sesama, dan sikap suka membantu orang lain yang sedang kesulitan.
Secara bahasa, shodaqoh berasal dari kata yang terdiri dari tiga huruf: “Shod, Dal, dan Qaf (Shidqun),” yang berarti jujur.
Beberapa kata serumpun dengan shodaqoh antara lain:
- Shiddiq: berarti terpercaya (sifat Rasulullah SAW).
- Shòdiq: berarti seorang teman.
- Shoddaq: berarti mahar yang diterima oleh seorang calon istri (dalam tinjauan bahasa).
Shodaqoh adalah pemberian yang diberikan kepada orang lain tanpa pamrih, tanpa menimbulkan akibat merugikan atau menyakiti penerimanya, baik berupa materi maupun jasa (dalam tinjauan istilah). Dengan demikian, shodaqoh merupakan pemberian yang murni, tulus, dan tanpa pamrih, hanya untuk mencari ridha Allah semata. Dalam ajaran Islam, shodaqoh adalah syariat yang wajib dijalankan oleh setiap pemeluknya (vertikal) dan berfungsi sebagai media untuk menumbuhkembangkan solidaritas sosial di antara sesama manusia (horisontal).
Oleh karena itu, shodaqoh memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
- Shodaqoh adalah bukti keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Sang Pencipta.
- Shodaqoh mencerminkan akhlak mulia seseorang.
- Shodaqoh menunjukkan solidaritas sosial seseorang kepada sesamanya.
- Shodaqoh dapat mengurangi atau menghilangkan kecemburuan sosial dan kesenjangan ekonomi dalam masyarakat.
- Shodaqoh berfungsi sebagai media penolak bala, penyakit, dan kematian yang buruk (HR. Tirmidzi).
- Shodaqoh menjadi sarana untuk melipatgandakan pahala dan meraih keberuntungan.
- Shodaqoh menjauhkan masyarakat dari sifat iri, dengki, dendam, marah, serta sikap kikir di antara anggota masyarakat.
- Masih banyak lagi beragam manfaat shodaqoh lainnya.
Wallahu A’lam
Batang, 2 Oktober 2024
Drs. Margo Hutomo, Lc.
Pengasuh Majlis Muthala’ah Al-Quran (MMA) Batang
Tinggal di Wiradesa, Kab. Pekalongan