Muhammadiyah dihadapkan pada tantangan era post-truth, di mana kebenaran berbasis ilmu logika dan sistem teologi Islam tergeser oleh kebenaran yang lebih banyak mendapat “like and share”. Rustam Aji, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah wilayah Jateng, mengungkap hal ini dalam pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh LP UMKM pada Sabtu (22/6/2024).
“Untuk menghadapi era post-truth, penting bagi kita untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah yang memiliki kompetensi di bidang jurnalisme. Dengan kemahiran dalam jurnalistik, kader-kader dapat menyebarkan konten positif berdasarkan argumen, fakta, dan data,” ujar Rustam Aji.
Dalam pelatihan ini, Rustam Aji memperkenalkan teknik menulis jurnalisme yang baik dengan memanfaatkan teknik 5W+1H. Teknik ini membantu peserta dalam menyusun konten yang kaya informasi dan terstruktur.
“Langkah awal dalam menyusun konten adalah dengan mengajukan pertanyaan 5W+1H. Dengan demikian, konten yang dihasilkan akan lebih mendalam dalam memberikan informasi,” jelas Rustam Aji.
Lebih lanjut, Rustam Aji juga menjelaskan teknik pengumpulan data yang mencakup observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Terkait paradigma dalam menyusun argumen konten jurnalisme, Rustam Aji memperkenalkan tiga pendekatan, yaitu modern, postmodern, dan plastisisme.
“Konten yang kita buat sebaiknya menggabungkan tiga paradigma: pendekatan modern yang menggunakan dialektika Hegelian, pendekatan postmodern yang melibatkan dekonstruksi Derrida, dan wacana plastisisme,” ungkap Rustam Aji.
Pelatihan jurnalistik ini diikuti oleh ratusan kader Muhammadiyah secara daring melalui Zoom. Diharapkan bahwa dengan pelatihan ini, kader-kader Muhammadiyah akan menjadi jurnalis yang handal dan mampu menyebarkan konten positif di era post-truth.