Oleh: Khafid Sirotydin
UKMMu.com – Dalam hidup keseharian, kita acapkali menemukan seseorang yang nampak saleh secara personal di dunia nyata. Minimal terlihat dari aktivitas menjalankan ritual ibadah mahdhah di masjid atau mushola. Terkadang kita jumpai seseorang yang terlihat sebagai pribadi pendiam, irit bicara, “yen ora dijawil ora muni (jika tidak disenggol, tidak bersuara)”.
Namun di dunia maya, seorang pendiam dapat bersikap, bertindak dan “bersuara” sangat aktif, bahkan cenderung hiperaktif. Meski mulutnya terlihat diam, tetapi jari-jemarinya sangat aktif menanggapi beragam obrolan yang ada di puluhan WhatApps (WA) Group, FB, IG, Twitter, Tik-Tok yang diikuti. Gemar dan rajin copy-paste, forward, posting berbagai video, foto, tulisan, konten, link berita yang bahkan belum sempat dibaca isinya. Sebuah laku sosial Jumud-Milenial, Gegar Budaya atau Kesenjangan Peradaban yang memprihatinkan. Saya mencoba mengungkapkan fenomena “kewaguan” (kekonyolan) sebagian warganet tersebut, dengan istilah Saleh Personal Kafir Digital.
SALEH-PERSONAL-KAFIR-DIGITAL