Oleh: Khafid Sirotudin
UKMMu.com – Saya paling banyak mendengar diksi “mata aji” (mata hati) diungkapkan oleh Suwargi Haji Muslim. Mantan Ketua PDM Kendal, motivator gerakan zakat Bapelurzam Weleri dan Ketua LazisMu PWM Jateng 2015-2017. Mata aji sering dipakai beliau untuk menjelaskan di banyak Pengajian Ahad Pagi maupun khotbah Jumat. Serta pada saat memberikan “wejangan” kepada AMM Weleri, para kader muda persyarikatan. Sebagaimana pernah diajarkan seorang ustadz yang mengisi pengajian rutin di rumah saya. Kitab suci menarasikan hati dengan beberapa istilah. Hati seorang insan itu berlapislapis, dari yang terluar hingga paling dalam. Keimanan, keyakinan, perasaan, niat dan motif itu berada di dalam hati yang tidak terlihat. Maka dalam peradaban normatif, kita tidak diperkenankan untuk menilai dan menghakimi seseorang berdasarkan niat, namun atas dasar apa yang terlihat (barang bukti).
Maka istilah gelap hati bisa dimaknai sebagai seseorang yang tidak mampu membedakan benar dan salah, kebenaran dengan ketidakbenaran, sesuatu yang haq dan bathil. Seseorang yang gelap hati dapat melakukan tindakan-tindakan yang diluar nalar kemanusiaan dan akal sehat.
GELAP-MATA-GELAP-HATI