Oleh: Khafid Sirotudin
Bagi masyarakat yang hidup di dekat pantai utara Jawa Tengah, nama makanan ini bukan suatu yang asing di telinga. Blenyik terbuat dari sekumpulan ikan teri (kecil) yang dibentuk menjadi kepalan bulat seperti bola-bola kecil. Kudapan ini bisa dibuat masakan aneka rupa, sesuai kreativitas setiap orang.
Tidak sepanjang tahun ada blenyik, hanya pada musim “panen” ikan-ikan teri banyak didapatkan oleh nelayan. Ikan teri bahan baku blenyik biasa didapatkan nelayan tatkala musim angin Barat berlalu. Saya belum menemukan makanan khas pantura ini di sekitar wilayah laut selatan Jawa Tengah. Barangkali karakter laut selatan yang bergelombang tinggi dan bukan sebagai habitat ikan teri.
Ikan teri yang dipakai sebagai bahan baku blenyik sangat berbeda dengan “Teri Medan” yang berharga mahal. Ikan teri bahan baku blenyik sering disebut nelayan Tawang Weleri Kendal dengan “teri rucah” yang harganya murah. Oleh karenanya dibuatlah blenyik untuk memperoleh nilai tambah dari ikan yang awalnya tidak disukai oleh masyarakat.
Masyarakat nelayan Jepara menyebutnya Tempong. Cara membuatnya, ikan teri mentah yang mudah hancur dikepal-kepal dan ditambahkan garam sebagai pengawet. Agar tidak merekah atau pecah, biasanya ditambahkan tepung tapioka sebagai “colok” (sangat sedikit) saja. Blenyik atau tempong rasa dasarnya gurih dan asin, oleh karenanya jika memasak tidak perlu lagi tambahan garam.
Aneka Masakan Blenyik
Blenyik bisa dimasak sebagai kudapan maupun aneka masakan berkuah. Keluarga kami biasa membuat kudapan blenyik yang digoreng dengan kocokan telur tanpa tambahan bumbu masak apapun. Atau dibuat oseng-oseng blenyik dengan bumbu bawang putih, bawang merah, cabe dan sedikit gula Jawa.
Sebagaimana ikan pada umumnya, blenyik mengandung Omega-3, tinggi protein dan rendah kalori. Selain itu, blenyik juga mengandung mineral penting seperti kalsium, magnesium, fosfor, vitamin A, B dan D. Mengingat kandungan nutrisinya yang cukup lengkap, maka blenyik memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan mata, tulang dan menurunkan resiko penyakit jantung atau kardiovaskular, serta memperbaiki jaringan sel.
Dibandingkan konsumsi makanan berbahan dasar daging ayam broiler (ayam goreng/kuah, sosis, rolado, dll.), blenyik yang berbahan baku ikan teri jauh lebih sehat dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Harganya juga lebih murah dan tidak menguras isi dompet ibu-ibu rumah tangga. Harga blenyik di Pasar Weleri hanya Rp 10.000-12.500 “sejinah” (10 buah). Jika kita beli “sekodi” atau “rongjinah” (20 buah), sudah cukup menjadi lauk-pauk makan malam 2-4 orang.
Anda tertarik untuk mendapatkan blenyik buat kudapan atau lauk-pauk sarapan di rumah. Silakan mengunjungi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Tawang, desa Gempolsewu, kecamatan Rowosari (dh. Weleri), kabupaten Kendal. Anda bisa membeli blenyik dan aneka ikan segar tanpa pengawet makanan sintetis. Sekalian healing bersama anak-anak sekolah yang lagi liburan semesteran.
Sudah dulu ya, saya mau makan siang dengan lauk blenyik yang dimasak bumbu kecap cabe.
Weleri, 4 Juli 2024
#UMKMPangan
#UMKMBerdaya:JujurMakmurBahagia