Encep Saepudin
Bekerja itu ritme. Pergi pagi, pulang petang. Sebagian lagi ada yang pergi petang, pulang pagi.
Tidak seperti Bang Toyib, yang sudah tiga kali puasa dan tiga kali lebaran kagak pulang. Entah bekerja dimana laki-laki itu.
Namun pola bekerja sudah berubah. Sekarang ini, bekerjanya cukup di rumah, hasilnya melimpah ruah.
Pesugihan model baru. Kagak perlu menunggu lilin agar tidak padam dan apalagi menyiapkan tumbal. Tidak pula berlaku sirik yang akan membuat Tuhan murka karena diduakan.
Hanya cukup menyediakan seperangkat gawai, komputer dan jaringan data. Lantas memelototi dashboard dalam layar monitor.
Beginilah bekerja model sekarang. Meski tidak semua bidang kerja bisa dibeginikan.
Bekerja merupakan kegiatan melakukan pekerjaan. Setiap orang boleh memilih pekerjaan sesuai minat dan passion bidangnya, yaitu lapangan usaha atau sektor yang menghasilkan barang (goods) dan jasa (service). Jenis bidang bekerja banyak. Yang menentukan jenis bidangnya ini adalah BPS.
Peraturan BPS Nomor 2 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) telah menetapkan 1.790 kode KBLI. Artinya sebanyak itu bidang lapangan usaha yang tersedia. Boleh jadi, jumlahnya akan bertambah lagi karena muncul jenis bekerja dan pekerjaan baru.
Dari bekerja dan pekerjaan ini melahirkan tiga status seseorang, yaitu : pengusaha, pegawai, pengangguran. Masing-masing status punya kelebihan dan kekurangannya.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja sebanyak 147,71 juta orang per Agustus 2023. Sebanyak 57,18 juta orang (40,89 persen) bekerja pada kegiatan formal, sedangkan selebihnya berada pada kegiatan informal.
Kementerian Koperasi dan UKM melaporkan rasio kewirausahaan sebesar 3,47%. Rasio ini perlu ditingkatkan menjadi minimal 4% agar sumberdaya makin optimal diolah sehingga kemampuan menyerap angkatan kerja pun naik pula.
Dalam skala dunia, jumlah pengusaha sekitar 594 juta orang. Jumlah itu sekitar 7,4% dari populasi manusia di bumi
Penduduk Indonesia yang bekerja sebanyak 139,85 juta orang. Sudah termasuk jumlah PNS atau ASN sebanyak 3,73 juta orang.
Untuk tingkat dunia, Bank Dunia mencatat jumlah populasi makhluk bumi sekitar 7,95 miliar per 2023. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan jumlah pekerja sekitar 3,4 miliar orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 5,32%. Status ini benar-benar tidak punya uang karena ketiadaan ‘unemployment insurance’. Mungkin program makan siang sebaiknya diganti menjadi tunjangan bagi TPT saja karena lebih tepat sasaran dan membuat daya beli stabil.
Dalam skala global, jumlah pengangguran sekitar 205,25 juta per 2022. Di sejumlah negara, pemerintah memberikan tunjangan bulanan bagi pengangguran
Tidak ada orang yang mau menyandang status pengangguran. Namun lapangan kerja-pun sulit dan kalau ingin bekerja pun perlu ordal alias orang dalam. Alhasil, persaingan memperebutkan loker alias lowongan bekerja pun sangat ketat.
BKN memproyeksikan jumlah pelamar CASN tahun 2024 sekitar 7 juta orang. Mereka akan memperebutkan formasi CASN sebanyak 2,3 juta orang. Ikhtiar saja sudah menjadi keberkahan bagi Individu dan lingkungannya karena sejalan perintah Allah Swt. Semoga yang lolos dan tidak lolos mendapatkan pekerjaan terbaiknya.
Sebagaimana firman Allah Swt, artinya : “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan“.
(QS. At-Taubah : 105)
Orang yang bekerja lebih mulia dari peminta-minta. Sebab orang bekerja akan diangkat derajatnya menjadi orang terbaik.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw : “Dari Abu ‘Ubaid tuan dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwa dia mendengar Abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya“
(HR. Al-Bukhari).
Allah Swt menciptakan Sumber Daya Alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan akalnya, SDA itu diubah manusia menjadi sesuatu yang bernilai seperti busana, pertalite, mobil, kapal laut, makanan, minuman, dan sebagainya.
Proses mengubah ini disebut dengan bekerja. Begitulah ke depannya akan muncul inovasi baru hasil dari merenungkan bekerja dan pekerjaan sebelumnya.
Btw, kalau ketemu Bang Toyib tolong dinasehati agar segera pulang. Masa sih bekerja kagak pulang-pulang.
Ramadhan 1445H/19 Maret 2024
[ CP. Whatapps Group Muhammadiyah Jateng dengan edit judul ]
*) Dr. Encep Saepudin, S.E., M.Si. Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah FAI UMP.